Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan ditemukannya dua dari 155 penumpang commuter line atau kereta rel listrik (KRL) positif COVID-19 setelah menjalani tes usap menunjukkan bahwa modal transportasi itu masih belum aman untuk ditambah kapasitasnya.
"Dari hasil tes usap yang dilakukan pada Selasa, (7/7) bisa disimpulkan belum memungkinkan menambah kapasitas penumpang KRL," kata Bima Arya di Kota Bogor, Jumat.
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sebagai operator commuter line di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sampai saat ini mengizinkan penumpang KRL maksimal 72 orang di setiap gerbong.
Baca juga: Hasil swab test, dua penumpang KRL di Stasiun Bogor terkonfirmasi positif COVID-19
Pemerintah Kota Bogor yang didukung Pemerintah Provinsi Jawa Barat, melakukan rapid test dan tes usap di Stasiun Bogor untuk menelusuri dan memetakan potensi penularan COVID-19 pada penumpang KRL.
Asumsinya, jika dari beberapa kali rapid test dan tes usap tidak ditemukan penumpang positif COVID-19, Pemerintah Kota Bogor akan mengusulkan ke PT KCI untuk menambah kapasitas penumpang KRL guna mengatasi penumpukan dan antrean dari Stasiun Bogor ke Jakarta pada pagi hari, terutama hari Senin.
Menurut Bima Arya, mengantisipasi opsi ditemukannya penumpang KRL positif COVID-19, ia juga mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk mencari opsi dan solusi lainnya.
Baca juga: Waduh, kasus positif COVID-19 di Kota Bogor meningkat lagi
Solusi lainnya adalah jadwal pemberangkatan KRL dari Stasiun Bogor ke Jakarta ditambah. Saat ini, PT KCI mengoperasikan, KRL pada pukul 04:00 WIB sampai 21:00 WIB. Dalam kondisi normal PT KCI mengoperasikan KRL pada pukul 04:00 WIB sampai 23:30 WIB.
Solusi lainnya, menambah layanan bus bantuan dari Stasiun Bogor ke stasiun-stasiun KRL di Jakarta pada setiap Senin pagi. Pemerintah Kota Bogor dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sudah memberikan layanan bus bantuan 50 unit pada Senin pagi.
Bima Arya mengaku sudah mengusulkan kepada pemerintah pusat pada rapat koordinasi yang dipimpin oleh Menko Kemaritiman pada Kamis (9/7) malam. Rapat Koordinasi tersebut juga dihadiri oleh Menteri Perhubungan Budi Karya, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Tjahjo Kumolo, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Whisnutama, serta Gubernur DKI Jkarta Anies Baswedan.
"Rapat koordinasi, di antaranya membahas penumpukan dan antrean penumpang KRL di Stasiun Bogor setiap pagi," katanya.
Baca juga: Bima Arya: Antrean panjang penumpang KRL harus dicari solusinya
Dari rapat koordinasi tersebut, kata dia, pemerintah pusat akan memberikan bantuan layanan 150 unit bus, yakni 75 bus dari Kementerian Perhubungan dan 75 bus dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Teknis keberangkatannya, 140 bus berangkat dari Stasiun Bogor mulai pukul 04:30 WIB serta 10 bus lainnya berangkat dari pool Damri di Botani, dengan tujuan stasiun-stasiun KRL di Jakarta, antara lain Stasiun Juanda, Manggarai, Sudirman, dan Tanah Abang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Dari hasil tes usap yang dilakukan pada Selasa, (7/7) bisa disimpulkan belum memungkinkan menambah kapasitas penumpang KRL," kata Bima Arya di Kota Bogor, Jumat.
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sebagai operator commuter line di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sampai saat ini mengizinkan penumpang KRL maksimal 72 orang di setiap gerbong.
Baca juga: Hasil swab test, dua penumpang KRL di Stasiun Bogor terkonfirmasi positif COVID-19
Pemerintah Kota Bogor yang didukung Pemerintah Provinsi Jawa Barat, melakukan rapid test dan tes usap di Stasiun Bogor untuk menelusuri dan memetakan potensi penularan COVID-19 pada penumpang KRL.
Asumsinya, jika dari beberapa kali rapid test dan tes usap tidak ditemukan penumpang positif COVID-19, Pemerintah Kota Bogor akan mengusulkan ke PT KCI untuk menambah kapasitas penumpang KRL guna mengatasi penumpukan dan antrean dari Stasiun Bogor ke Jakarta pada pagi hari, terutama hari Senin.
Menurut Bima Arya, mengantisipasi opsi ditemukannya penumpang KRL positif COVID-19, ia juga mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk mencari opsi dan solusi lainnya.
Baca juga: Waduh, kasus positif COVID-19 di Kota Bogor meningkat lagi
Solusi lainnya adalah jadwal pemberangkatan KRL dari Stasiun Bogor ke Jakarta ditambah. Saat ini, PT KCI mengoperasikan, KRL pada pukul 04:00 WIB sampai 21:00 WIB. Dalam kondisi normal PT KCI mengoperasikan KRL pada pukul 04:00 WIB sampai 23:30 WIB.
Solusi lainnya, menambah layanan bus bantuan dari Stasiun Bogor ke stasiun-stasiun KRL di Jakarta pada setiap Senin pagi. Pemerintah Kota Bogor dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sudah memberikan layanan bus bantuan 50 unit pada Senin pagi.
Bima Arya mengaku sudah mengusulkan kepada pemerintah pusat pada rapat koordinasi yang dipimpin oleh Menko Kemaritiman pada Kamis (9/7) malam. Rapat Koordinasi tersebut juga dihadiri oleh Menteri Perhubungan Budi Karya, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Tjahjo Kumolo, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Whisnutama, serta Gubernur DKI Jkarta Anies Baswedan.
"Rapat koordinasi, di antaranya membahas penumpukan dan antrean penumpang KRL di Stasiun Bogor setiap pagi," katanya.
Baca juga: Bima Arya: Antrean panjang penumpang KRL harus dicari solusinya
Dari rapat koordinasi tersebut, kata dia, pemerintah pusat akan memberikan bantuan layanan 150 unit bus, yakni 75 bus dari Kementerian Perhubungan dan 75 bus dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Teknis keberangkatannya, 140 bus berangkat dari Stasiun Bogor mulai pukul 04:30 WIB serta 10 bus lainnya berangkat dari pool Damri di Botani, dengan tujuan stasiun-stasiun KRL di Jakarta, antara lain Stasiun Juanda, Manggarai, Sudirman, dan Tanah Abang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020