Bogor, (Antaranews Bogor) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Djuanda (FMD) berunjuk rasa menolak kenaikan BBM di perempatan Simpang Ciawi, Kota Bogor, Jawa Barat yang menyebabkan arus lalu lintas menjadi tersendat, Senin.

Dalam aksinya mahasiswa mengecam kebijakan pemerintah yang akan menikkan harga BBM bersubsidi dengan melakukan orasi dan juga membakar ban bekas di tengah jalan.

Mahasiswa juga mencoba melakukan blokade dan pemblokiran jalan dengan menghadang truk pengangkut bahan bakar, namun upaya tersebut mendapat perlawanan dari anggota Kepolisian Resor Bogor Kota yang mengawal jalannya aksi unjuk rasa.

Koordinator aksi mahasiswa FMD Rahmatullah mengatakan pemerintah beralasan menaikkan harga BBM bersubsidi untuk menghemat dan menyelamatkan APBN, dan beranggapan seakan-akan hanya ada satu-satunya jalan keluar yaitu dengan menaikkan harga BBM.

Alasan lain pemerintah, lanjut Rahmatullah, mengalihkan subsidi ke sektor pembangunan infrastruktur, pertanian, kesehatan dan nelayan.

"Ini kan aneh, saat harga minyak dunia turun, pemerintah justru menaikan harga BBM, ada apa dengan pemerintah," ujarnya.

Menurut Rahmatullah, rencana pemerintah menaikkan harga BBM sangat melukai hati rakyat kecil yang sudah semestinya menikmati kekayaan alam yang dimiliki oleh negara.

Sementara itu, Ketua BEM Universitas Djuanda Asep Tobibudin Ayubi mengatakan aksi mahasiswa akan terus berlanjut sampai pemerintah membatalkan rencana untuk menaikkan harga BBM.

Tobi mengatakan akan ada aksi besar-besaran seluruh mahasiswa yang tergabung dalam BEM se-Bogor baik yang akan dilakukan di Kota Bogor, Kabupaten Bogor maupun turun langsung ke Jakarta bersama mahasiswa lainnya.

"Solusi menghemat APBN tidak hanya dengan menaikkan BBM subsidi, berantas mafia migas, benerin hulu dan hilir migas, jangan sampai perusahaan asing menguasai sumber daya alam kita," kata Tobi.

Usai berorasi dan membakar ban, mahasiswa membacakan pernyataan sikapnya yang terdiri dari tiga poin yakni mengecam pemerintah agar tidak menaikkan harga BBM bersubsidi, berantas mafia migas, nasionalisasikan aset asing dan laksanakan reformasi agraria.

Setelah membacakan tuntutannya, aksi mahasiswa diakhir dengan menggelar Shalat Ghaib, sebagai bentuk telah matinya demokrasi dan keberpihakan terhadap rakyat kecil dengan naiknya harga BBM.

Sementara itu, imbas dari aksi mahasiswa yang menggelar aksi di perempatan Simpang Ciawi membuat arus lalu lintas terutama dari arah Ciawi menuju Jakarta menjadi tersendat sehingga antrian kendaraan tidak terelakkan.

Mahasiswa melakukan aksi selama lebih dari satu jam, sehingga polisi berupaya agar mahasiswa menyegerakan aksinya agar tidak menggangu aktivitas masyarakat yang lainnya. Upaya tersebut sempat mendapat perlawanan dari mahasiswa, dan diwarnai aksi dorong-dorongan.

Namun, situasi berhasil dikuasai, sehingga aksi anarkis dapat terhindarkan dan mahasiswa kembali menutup aksi dengan shalat ghaib dan kembali ke kampus masing-masing.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014