Padang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memasang sejumlah sistem monitoring lindu dan peringatan dini tsunami di Selat Sunda dan Mentawai untuk mengantisipasi dampak patahan zona megathrust.
"BMKG memasang sejumlah peralatan di Selat Sunda dan Mentawai dalam rangka mengantisipasi megathrust," kata Pengamat Meteorologi dan Geofisika Madya Penanggungjawab Data Gempa Bumi dan Tsunami, Direktorat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Pepen Supendi di Padang, Sumatera Barat.
Hal tersebut disampaikan Pepen Supendi pada workshop kebencanaan bertajuk Megathrust Disaster Risk Assessment in Indonesia, atau asesmen pengurangan risiko bencana megathrust di Indonesia yang diselenggarakan Universitas Andalas.
Dalam paparannya, Pepen mengulas sejumlah kejadian gempa besar dan tsunami yang pernah terjadi di Ranah Minang.
Pertama, tsunami Sumbar pada 10 Februari 1797, tsunami Sumatera 24 November 1833, tsunami Air Bangis 1861, tsunami Inderapura 1861, tsunami Air Bangis 1885, tsunami Simeulue 1907, dan tsunami Mentawai pada 2010.
Dari seluruh rangkaian kejadian lindu dan tsunami tersebut, setidaknya tercatat 2.200 orang meninggal dunia. Khusus tsunami yang terjadi di Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat pada 1861, sebanyak 700 orang dilaporkan meninggal dunia.
