Jakarta (ANTARA) - Badan Pengelola Investasi Danantara menyatakan rencana penggabungan (merger) maskapai Pelita Air dan Garuda Indonesia bertujuan untuk mengoptimalisasi aset perusahaan milik negara tersebut.
CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani mengatakan pihaknya masih mengkaji penggabungan Pelita Air sebagai anak usaha Pertamina itu dengan lini usaha sejenis melalui Garuda Indonesia.
"Intinya kan untuk supaya lebih efisien, lebih meningkatkan produktivitas, dan juga mengoptimalkan aset-aset yang ada, baik dari segi jam terbangnya, dan part pesawat, dan lain-lain. Lagi dievaluasi semua," kata Rosan saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
Rosan menjelaskan Danantara masih terus mendalami merger kedua maskapai agar operasional lebih efisien, produktif dan aset yang ada dapat dioptimalisasi.
"Lagi dievaluasi semua," tambah Rosan.
PT Pertamina (Persero) menjajaki penggabungan anak usahanya, Pelita Air dengan Garuda Indonesia, sebab akan fokus dengan bisnis inti perusahaan, yakni migas dan energi terbarukan.
Oleh karena itu, lini usaha di luar inti bisnis Pertamina akan dilepas atau digabungkan dengan perusahaan sejenis sesuai dengan roadmap yang dikendalikan Danantara.
Baca juga: Rosan: BUMN hemat Rp8 triliun per tahun
Baca juga: Danantara dapat kucuran dana sebesar Rp163,15 triliun dari bank luar negeri
