Pekanbaru, (ANTARA) - Menteri Kehutanan Republik Indonesia Raja Juli Antoni meyakini kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau, sengaja dibakar untuk menanam sawit.
"Tadi kami meninjau di Pujud dan Bangko Pusako. Itu kelihatan sekali dibakar untuk kepentingan landkliring kebun sawit," katanya di Lapangan Udara Roesmin Nurdjadin Pekanbaru usai patroli udara, Rabu.
Dikatakannya, saat ini titik api telah menurun, namun cuaca yang ekstrem masih perlu diantisipasi. Sebab, berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tingkat kekeringan tinggi, sehingga sangat rentan terbakar.
Baca juga: Menhut sebut cuaca panas ekstrem salah satu faktor utama penyebab karhutla Riau
Baca juga: 16 orang ditetapkan sebagai tersangka kasus karhutla di Riau
Hasil pantauan di lapangan, lanjutnya, akan disampaikan pada rapat gabungan dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Riau dan instansi terkait.
"Jangan main api, nanti ditangkap," lanjutnya.
Karhutla di Rohil telah terjadi selama 10 hari belakangan. Upaya pemadaman dari darat dan udara dengan helikopter waterbombing telah dilakukan, termasuk tambahan tiga unit dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Aparat mencatat ada 100 hektare lebih lahan yang terbakar di Kabupaten Rokan Hilir dalam sepekan terakhir. Kepolisian juga telah menangkap sejumlah orang yang diduga melakukan pembakaran lahan.
Baca juga: Tiga kabupaten di Riau ini tetapkan siaga darurat karhutla
Selain itu, teknologi modifikasi cuaca (TMC) juga dilakukan dan telah menghasilkan hujan.
Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto memaparkan sebanyak delapan ton garam telah disemai di langit Riau untuk mempercepat pembentukan hujan, Selasa (22/7).
“Kemarin disemai tiga ton, hari ini lima ton. Sudah cukup banyak hujan yang turun meskipun belum merata. Sebagian besar turun di wilayah pesisir timur Riau, seperti Rokan Hilir (Rohil), bagian utara Pekanbaru dan sekitarnya,” kata Seto.
