Depok (ANTARA) - Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) resmi membuka layanan terapi sel punca orthopaedi untuk pasien dengan gangguan musculoskeletal antara lain nyeri tulang belakang, sendi, maupun masalah degeneratif tulang lainnya seperti kerusakan dan penurunan fungsi secara bertahap.
"Stem cell (sel punca) ini menjadi salah satu bidang penelitian maupun pelayanan medis yang telah berkembang dan sangat menjanjikan dan terobosan ini merupakan harapan baru untuk pengobatan yang saat ini mungkin sangat sulit," kata Direktur Utama RSUI dr. Ari Kusuma Januarto, Sp.OG., Subps.Obginsos saat peluncuran di RSUI, Depok, Selasa.
Sel punca atau stem cell merupakan sel yang belum terspesialisasi sehingga memiliki kemampuan berkembang menjadi berbagai jenis sel tubuh lain dengan fungsi yang spesifik. Dalam dunia medis, terapi sel punca digunakan untuk membantu memperbaiki dan meregenerasi jaringan tubuh yang rusak akibat penyakit atau cedera.
Baca juga: RSUI raih peringkat ke-62 RS pendidikan terbaik dunia versi Brand Finance
Baca juga: FKUI bersama RSUI gelar pengmas jantung sehat dan keluarga kuat
Layanan terapi sel punca orthopaedi ini merupakan hasil pengembangan penelitian berbasis layanan kolaborasi antara RSUI dengan Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM)
.
Dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi konsultan tulang belakang dr. Rahyussalim, Sp.OT(K) menjelaskan, terapi sel punca bisa meregenerasi jaringan yang rusak di tulang, sendi, otot, dan saraf akibat penyakit maupun cedera. Ia menambahkan, terapi ini bisa dijalani oleh pasien dari semua umur.
Rahyussalim mengatakan, frekuensi terapi sel punca berbeda-beda tergantung kerusakan yang dialami pasien. Untuk kerusakan parah memerlukan tiga sampai empat kali terapi untuk bisa mendapatkan hasil maksimal, sedangkan untuk kerusakan ringan, cukup mendapatkan satu kali tindakan agar bisa pulih.
Baca juga: RSUI ajak masyarakat peduli kesehatan otak dan jantung
Ke depan, penelitian lebih lanjut akan dilakukan RSUI untuk mengembangkan terapi sel punca untuk berbagai bidang spesialisasi seperti dermatologi, neurologi, telinga hidung tenggorokan (THT), bedah plastik, penyakit dalam, hingga jantung.
"Secara detail, nanti akan ada penelitian-penelitian yang akan dikerjakan untuk memetakan ini," kata dokter yang juga menjabat sebagai Kepala UPT Layanan Sel Punca RSCM itu.