Sleman (ANTARA) - Musibah tenggelamnya sejumlah siswa SMPN 7 Mojokerto, Jawa Timur, 28 Januari 2025, saat mengikuti kegiatan outing class dengan berwisata di Pantai Drini, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, beberapa waktu lalu menyisakan goresan luka di dunia pariwisata.
Dalam kejadian itu, sembilan anak yang berusia belasan tahun tersebut berhasil diselamatkan, sedangkan empat siswa ditemukan dalam keadaan henti napas dan henti nadi.
Peristiwa kelam yang terjadi pada saat Matahari baru saja terbit tersebut menjadi catatan duka dunia pariwisata dan juga dunia pendidikan.
Buntut dari peristiwa tersebut muncul banyak sekali reaksi-reaksi dari masyarakat luas, mulai dari isu keamanan di objek wisata, hingga evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan outing class ataupun study tour untuk siswa-siswa sekolah, hingga usulan untuk menghapus atau meniadakan kegiatan outing class.
Upaya meningkatkan keamanan, kenyamanan dan keselamatan wisatawan terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Sleman, baik melalui Dinas Pariwisata Sleman maupun pemangku kepentingan lainnya dalam sektor pariwisata.
Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman tidak henti-hentinya mengingatkan pengelola dan pelaku wisata untuk mengutamakan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan.
Kepala Bidang Pemasaran Disnas Pariwisata Sleman Kus Endarto menyebut bahwa sosialisasi tersebut merupakan salah satu upaya mitigasi bencana dan potensi bahaya di objek wisata.
Dinas Pariwisata Sleman juga beberapa kali melakukan pelatihan mitigasi bencana dan pemetaan potensi bencana dan bahaya di objek wisata kepada pengelola dan pelaku wisata.
Adanya potensi bahaya dan bencana pada objek wisata, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman memandang sangat perlu dilakukan pelatihan atau pembinaan mitigasi bencana bagi para pelaku perjalanan pariwisata, terutama tour leader guna menciptakan wisata aman yang mengutamakan keselamatan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan menyebut pelatihan dan pembinaan mitigasi bencana atau pemahaman potensi bahaya di objek wisata bagi para pelaku perjalanan wisata, khususnya pimpinan rombongan wisata ini, agar dapat menciptakan wisata aman yang mengutamakan keselamatan.
Dengan pemahaman ini diharapkan peserta wisata dapat lebih peduli dengan keselamatan diri, tidak melanggar aturan dan imbauan yang ada di objek wisata dan bersama-sama mewujudkan wisata aman.
Terkait dengan adanya imbauan dari beberapa kepala daerah untuk sementara menghentikan kegiatan outing clas atau study tour bagi sekolah-sekolah, Dispar Sleman terus berupaya meyakinkan ke masyarakat bahwa objek wisata di daerah itu aman dan banyak wahana yang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas pendidikan.
Banyak objek wisata yang dapat menjadi tujuan untuk menambah pengetahuan siswa, seperti objek wisata sejarah budaya, yakni Candi Prambanan dan candi-candi lain yang banyak terdapat di Sleman. Kemudian, ada Museum Jogja Kembali, Museum Dirgantara Mandala TNI AU, Museum Gunungapi Merapi, dan lainnya.
Untuk menyosialisasikan keamanan di objek wisata di Sleman tersebut, pada 24 hingga 26 Februari 2025, Dispar Sleman akan melaksanakan travel dialog/table top ke Karawang dan Cirebon di Jawa Barat.
Dalam kegiatan itu, Dinas Pariwisata Sleman akan mengundang sekitar 100 kepala SMA/SMK, dan SMP, dan agen travel yang ada di dua lokasi tersebut.
Baca juga: Sleman tingkatkan keamanan pengunjung tempat wisata
Baca juga: Pentingnya pelatihan mitigasi bencana bagi "tour leader" ciptakan wisata aman
Baca juga: Destinasi wisata lereng Merapi masih aman dikunjungi