Bekasi, (Antaranews Bogor) - Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Jawa Barat, membutuhkan perangkat detektor polutan di sejumlah titik aliran Kali Bekasi guna mengantisipasi pencemaran lingkungan.

"Upaya itu kita lakukan karena pencemaran Kali Bekasi saat ini semakin parah," kata Kepala BPLH Kota Bekasi Dadang Hidayat di Bekasi, Jumat.

Menurut dia, pencemaran Kali Bekasi terakhir kali terjadi pada pekan lalu di mana airnya berubah warna menjadi hitam pekat dan membuat ikan yang hidup di dalamnya mati keracunan.

Pemasangan detektor tersebut dinilai sudah mendesak di tengah kondisi maraknya perilaku tak bertanggung jawab yang mencemari Kali Bekasi.

"Sebelum munculnya temuan pencemaran ini saja, sejumlah parameter yang terkandung dalam Kali Bekasi sudah melebihi ambang batas," katanya.

Hal tersebut didapati dari hasil uji laboratorium yang dilakukan rutin per tiga bulan sekali.

Pihaknya berkepentingan menguji kualitas air Kali Bekasi karena merupakan sumber air baku yang dimanfaatkan untuk diolah menjadi air bersih.

Salah satu parameter yang melebihi ambang batas itu ialah kandungan karbonmonoksida.

Sementara dua zat berbahaya yang didapati pada air Kali Bekasi yang tercemar limbah industri ialah mangan dan zat besi.

"Kondisi ini tidak boleh dibiarkan karena bisa memperburuk kualitas air Kali Bekasi," katanya.

Oleh karena itu, BPLH menyadari mendesaknya pengawasan terhadap Kali Bekasi melalui pemasangan detektor limbah di dekat pabrik-pabrik yang berdiri di sepanjang Kali Bekasi.

Terhadap para pelaku industri dan perusahaan yang berdomisili di sepanjang bantaran Kali Bekasi pun dilakukan penyuluhan rutin serta penindakan terhadap mereka yang nakal.

"Kami sampaikan perihal pentingnya pengolahan limbah. Mereka juga telah meneken kesepakatan untuk tak membuang limbahnya tanpa pengolahan. Namun yang bandel pasti ada saja karena pengolahan limbah memang butuh biaya mahal," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014