Bogor, (Antaranews Bogor) - Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla mengingatkan manajemen Rumah Sakit PMI Bogor untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat.

"Kehadiran rumah sakit PMI Bogor tentunya membantu menambah kemampuan pemerintah untuk melayani kesehatan masyarakat, tentunya ini didorong dengan peningkatan kualitas layanan yang lebih baik," kata JK saat meresmikan Gedung F RS PMI Bogor, Sabtu.

JK mengatakan, dengan kebijakan pemerintah secara nasional dengan adanya BPJS-Kesehatan yang memberikan akses kepada semua warga untuk dapat mengakses layanan kesehatan di rumah sakit, sehingga rumah sakit harus mempersiapkan diri untuk mampu mengakomodir masyarakat.

Menurut JK, perkembangan rumah sakit di tingkat atas ini telah terjadi persaingan. Artinya rumah sangat menghadapi tantangan antara kewajiban untuk melayani serta persaingan antarrumah sakit swasta.

Dibanding rumah sakit milik pemerintah yang tidak berpengaruh pada persaingan, lanjut JK, untuk bisa bertahan rumah sakit swasta harus meningkatkan kapasitas dokter, teknologi, dan pelayanan yang lebih baik.

"Ada tiga syarat agar rumah sakit swasta tersebut tetap maju, yakni kombinasi para dokter, teknologi dan alat serta pelayanan kesehatan mulai dari kamar, ruangan dan seluruh fasilitas kesehatannya," katanya.

Menurut JK, jika tiga syarat tersebut tidak dapat dipenuhi oleh pihak rumah sakit, maka rumah sakit tersebut harus siap-siap untuk ditinggalkan masyarakat yang akan lebih memilih layanan rumah sakit dengan fasilitas yang nyaman.

Ia mencontohkan Singapur yang selalu didatangi para pengunjung yang ingin berobat disana, karena pelayanannya memuaskan. Meski biaya konsultasi kesehatan mahal tetapi biaya obat di tenaga Singa Putih tersebut cukup murah.

"Terbalik dengan di Indonesia, biaya konsultasi murah, justru biaya obat yang sangat mahal dan royal jumlahnya. Ya, kita tahu itu, karena dokter banyak disponsori perusahaan obat. Obat boleh saja diberikan tapi jangan diberikan resep yang tidak perlu. Nanti dokter harus memberikan obat yang konsisten dan yang diperlukan saja," kata JK.

JK juga mengingatkan agar rumah sakit meningkatkan pelayanan yang didukung layanan informasi teknologi yang lebih baik lagi.

Dalam peresmian tersebut, JK juga berkesempatan memberikan nama Gedung F RS PMI tersebut dengan nama Flamboyan.

Direktur RS PMI Bogor, dr Andi Wisnubaroto mengatakan, Gedung F merupakan pengembangan dari RS PMI Bogor yang memiliki fasilitas IGD, rawat inap, laboratorium, ruang bersalin, dan fasilitas medik lainnya.

Menurut dia, RS PMI Bogor memiliki visi untuk membangun rumah sakit terpadu yang tidak hanya dilengkapi fasilitas rumah sakit, laboratirum juga ada sekolah tinggi ilmu kesehatan.

"Rencana kami dalam waktu tiga tahun seluruh pembangunan gedung di rumah sakit PMI Bogor dapat selesai terbangun. Dan harapan kami Pak JK sebagai Ketua Umum dapat mendukung pembangunan," kata Andi.

Andi mengatakan, sejak tahun 1980 RS PMI Bogor terus melakukan pengembangan dan renovasis ecara bertahap, hingga 2009 dilakukan modrenisasi rumah sakit dengan bangunan yang lebih terstruktur dan berada dalam satu kawasan dengan mengedepankan kawasan berwawasan lingkungan hijau.

Andi menambahkan, STIKES yang akan dibangun RS PMI nantinya selain untuk tenaga keperawatan dan kebidanaan juga keunggulannya adalah tenaga keperawatan untuk kegawatan bencana.

"PMI membutuhkan tenaga kesehatan, oleh karena itu STIKES ini diperlukan. Keistimewaan PMI adalah perawatan kegawatan untuk bencana. Di Indonesia belum ada STIKES seperti ini, dan ini menjadi cita-cita lama yang belum terlaksana, targetnya tiga tahun lagi dapat terwujud," kata Andi.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014