Bupati Bogor Ade Yasin mengungkapkan masih banyaknya penumpang kereta rel listrik (KRL) mengarah ke Jakarta, tapi dengan tujuan yang tidak penting alias tak jelas.

"Kalau yang ga jelas ngapain diizinkan, ketika saya turun ke lapangan kan masih banyak orang yang mau ke Jakarta dengan alasan tidak jelas," ungkapnya, Kamis.

Baca juga: Lima kepala daerah Bodebek surati Menhub terkait penghentian sementara KRL

Ia ingin PT Kereta Api Indonesia (KAI) memperketat pembatasan penumpang KRL. Terlebih setelah mengetahui ada tiga dari 325 penumpang KRL yang mengikuti tes swab di Stasiun Bogor beberapa waktu lalu dinyatakan positif COVID-19.

"Kalaupun pemerintah tetap memutuskan KRL beroperasi, tentunya pembatasan penumpang harus diperketat atau seleksi dengan menunjukan kartu identitas tempatnya bekerja (bekerja di delapan sektor yang dikecualikan)," katanya.

Baca juga: Bupati Bogor minta KAI perketat pembatasan penumpang KRL

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor itu menyebutkan bahwa rata-rata pasien positif terinfeksi virus corona COVID-19 yang berdomisili di Kabupaten Bogor lantaran tertular virus di KRL.

"Kami yakin salah satu penyebab maraknya positif itu karena KRL dan dari data yang ada rata-rata dari penumpang kereta. Kasus positif pertama yang di Bojonggede itu dari kereta," kata Ade Yasin.

Baca juga: Warga Bogor masih banyak yang wajib "ngantor" ke Jakarta

Berdasarkan catatan Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Bogor, wilayah dengan jumlah warganya paling banyak terinfeksi COVID-19, yaitu zona merah yang terdapat stasiun KRL, seperti Kecamatan Cibiniong dan Bojonggede.
   

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020