Twitter Inc sedang menguji coba mengirimkan pemberitahuan ketika pengguna membalas sebuah cuitan dengan "bahasa yang menyinggung atau menyaktikan".
Diberitakan laman Reuters, pengguna akan mendapatkan pemberitahuan jika kata-kata yang mereka gunakan mirip dengan unggahan yang pernah dilaporkan, Twitter akan menanyakan apakan pengguna ingin mengubah kalimat atau tidak.
Baca juga: Twitter akan membuka data penelitian medsos soal COVID-19
Baca juga: Twitter, TweetDeck mengalami gangguan secara global
"Kami mendorong orang-orang untuk memikirkan ulang sikap mereka, memikirkan ulang bahasa mereka sebelum mengunggah karena mereka sering berada di waktu-waktu yang memanas, mereka mungkin mengatakan sesuatu yang akan mereka sesali," kata kepala kebijakan global Twitter untuk kepercayaan dan keamanan, Sunita Saligram kepada Reuters.
Kebijakan di Twitter meminta agar pengguna tidak menyerang orang lain dengan konten yang menghina, rasisme, seksisme atau merendahkan.
Pengguna mikroblog tersebut bisa melaporkan, atau flagging, konten yang melanggar aturan.
Baca juga: Ada apa, Facebook dan Twitter terlibat perang informasi India-Pakistan?
Percobaan ini akan berlangsung selama dua pekan secara global, namun, hanya untuk cuitan berbahasa Inggris.
Twitter, berdasarkan laporan transparansi, menindak sekitar 396.000 akun yang melanggar kebijakan mereka, serta lebih dari 584.000 akun yang melanggar aturan tentang ujaran kebencian pada periode Januari-Juni 2019.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Diberitakan laman Reuters, pengguna akan mendapatkan pemberitahuan jika kata-kata yang mereka gunakan mirip dengan unggahan yang pernah dilaporkan, Twitter akan menanyakan apakan pengguna ingin mengubah kalimat atau tidak.
Baca juga: Twitter akan membuka data penelitian medsos soal COVID-19
Baca juga: Twitter, TweetDeck mengalami gangguan secara global
"Kami mendorong orang-orang untuk memikirkan ulang sikap mereka, memikirkan ulang bahasa mereka sebelum mengunggah karena mereka sering berada di waktu-waktu yang memanas, mereka mungkin mengatakan sesuatu yang akan mereka sesali," kata kepala kebijakan global Twitter untuk kepercayaan dan keamanan, Sunita Saligram kepada Reuters.
Kebijakan di Twitter meminta agar pengguna tidak menyerang orang lain dengan konten yang menghina, rasisme, seksisme atau merendahkan.
Pengguna mikroblog tersebut bisa melaporkan, atau flagging, konten yang melanggar aturan.
Baca juga: Ada apa, Facebook dan Twitter terlibat perang informasi India-Pakistan?
Percobaan ini akan berlangsung selama dua pekan secara global, namun, hanya untuk cuitan berbahasa Inggris.
Twitter, berdasarkan laporan transparansi, menindak sekitar 396.000 akun yang melanggar kebijakan mereka, serta lebih dari 584.000 akun yang melanggar aturan tentang ujaran kebencian pada periode Januari-Juni 2019.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020