Sukabumi, (Antaranews Bogor) - Bayi yang baru berusia 17 hari tewas dipangkuan ibunya karena diduga dikurung oleh suaminya atau ayah si anak di dalam rumahnya yang digembok dan dilapisi tralis besi.

"Suami saya memang cemburuan dan setiap kali bertugas menjadi mantri kesehatan PNS kerap mengurung kami berdua, bahkan ini dilakukan sejak kami menikah dengan alasan suami saya khawatir," kata Nining kepada wartawan, di Sukabumi, Rabu.

Bahkan lanjut dia saat anak saya sakit dan akhirnya meninggal dunia, saya kesulitan meminta bantuan kepada warga. Warga baru bisa datang setelah menjebol gembok dan merusak tralis besi rumah.

Informasi yang dihimpun Antara dari ibu si anak yakni Nining (19) dirinya dan anaknya yang diketahui bernama Rizki tersebut kerap dikurung atau dilarang keluar rumah saat suaminya (Suhartono) bekerja. Bahkan, ia dan anaknya yang baru lahir dua pekan lalu ini tidak bisa keluar karena rumahnya digembok, kemudian ditralis besi serta dikunci dari luar oleh sang suami.

Nining yang tinggal di Kampung Garung, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi menambahkan, kejadian tersebut terjadi setelah suaminya pergi dari rumah untuk bertugas di puskesmas. Selang setengah jam setelah pintu dikunci dari luar dan gerbang digembok oleh sang suami, Rizki tiba-tiba kesulitan bernafas dan warga baru membantu setelah tiga jam dirinya meminta tolong.

Ia yang panik melihat anaknya tersebut, langsung meminta bantuan kepada warga, karena rumah yang terkunci rapat dan ditralis tersebut warga yang mencoba membantu kesulitan menjebol rumah itu. Bahkan terpaksa harus menggegaji tralis dan gembok serta mendobrak pintu rumah.

"Setelah rumah dijebol warga, anak saya sudah meninggal dunia dan saya pun tidak bekomunikasi dengan siapa-siapa karena telepon genggam dibanting oleh suami saya," tambahnya.

Sementara, Ketua RT setempat, Mumuh Mutaqin mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Senin, (8/9). Diakuinya, pasangan suami istri ini kurang bersosialisasi dengan warga, bahkan Suhartono yang dikenal sebagai mantri kesehatan di Puskesmas Pembantu Kampung Garung jarang ngobrol dengan warga.dingin dan mengobrol seperlunya.

"Dalam pembongkaran rumah itu, kami juga melibatkan tokoh masyarakat khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan, setelah warBayi 17 hari tewas dikurung ayahnyaga berhasil masuk si anak sudah meninggal dunia yang katanya tidak bisa bernafas. Bahkan kami juga kesulitan membuka gembok dan terpaksa mendatangkan pengrajin las untuk mengelas traslis dan gembok besi," katanya.

Sampai saat ini, kasus tersebut masih ditangani oleh pihak kepolisian dari Polres Sukabumi Kota dan beberapa warga pun dijadikan saksi atas peristiwa ini.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014