Wilayah RT 003 RW 14 Kelurahan Depok Jaya, Pancoran Mas, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, mendapatkan pengasapan (fogging) pada Minggu pagi setelah dua warga setempat terjangkit demam berdarah dengue (DBD) di tengah pandemi virus corona baru.
Kegiatan "fogging" itu dilakukan untuk mencegah penyebaran DBD karena dalam dua pekan terakhir ini, sudah ada dua warga yang terjangkit DBD dan sempat dirawat di rumah sakit, kata Dedy Suryadi, warga RT 003 Kelurahan Depok Jaya, Minggu.
"Anak saya sendiri harus dirawat di rumah sakit karena DBD pekan lalu. Saya berinisiatif melaporkan masalah DBD ini ke pengurus RT saya dengan harapan ada penyemprotan di lingkungan kami," kata Dedy.
Menidaklanjuti laporan warganya, Ketua RT 003 Iman Saputra langsung berkoordinasi dengan ketua RW dan kader PKK setempat serta Puskesmas Depok Jaya untuk mengambil langkah-langkah preventif melalui kegiatan "fogging", katanya.
"Alhamdulillah, pihak Puskesmas langsung merespon, dan pelaksanaan 'fogging' bisa dilaksanakan pada Minggu, 3 Mei, ini," kata warga RT 003 RW 14 Kelurahan Depok Jaya yang bekerja di bagian teknik Perum LKBN ANTARA ini.
Pengasapan itu diharapkan juga diikuti partisipasi warga masyarakat dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk Aedes Aegypti melalui cara 3M (menguras, menutup, dan mendaur ulang) berbagai tempat atau barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk ini, katanya.
ANTARA mencatat, di tengah pandemi virus corona baru yang melanda 34 provinsi di Indonesia saat ini, sejumlah daerah juga terancam wabah demam berdarah dengue. Jawa Barat termasuk di antara sejumlah provinsi di Tanah Air yang memiliki kasus DBD.
Seperti dilaporkan media, Dinas Kesehatan Kota Depok mencatat sejak 1 Januari hingga 13 Maret 2020, terdapat 288 kasus DBD dengan angka kematian mencapai tiga orang. Kasus-kasus DBD ini tersebar di semua kecamatan dengan zona merah berada di Kecamatan Sawangan, Pancoranmas, dan Cimanggis.
Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan kepada ANTARA (8/4), hingga 7 April, jumlah kasus demam berdarah di Indonesia mencapai 41.091 kasus dengan angka kematian mencapai 260.
Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kasus terbanyak, yakni 6.337, sedangkan Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatatkan kasus kematian terbesar, yakni 48 jiwa, katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Kegiatan "fogging" itu dilakukan untuk mencegah penyebaran DBD karena dalam dua pekan terakhir ini, sudah ada dua warga yang terjangkit DBD dan sempat dirawat di rumah sakit, kata Dedy Suryadi, warga RT 003 Kelurahan Depok Jaya, Minggu.
"Anak saya sendiri harus dirawat di rumah sakit karena DBD pekan lalu. Saya berinisiatif melaporkan masalah DBD ini ke pengurus RT saya dengan harapan ada penyemprotan di lingkungan kami," kata Dedy.
Menidaklanjuti laporan warganya, Ketua RT 003 Iman Saputra langsung berkoordinasi dengan ketua RW dan kader PKK setempat serta Puskesmas Depok Jaya untuk mengambil langkah-langkah preventif melalui kegiatan "fogging", katanya.
"Alhamdulillah, pihak Puskesmas langsung merespon, dan pelaksanaan 'fogging' bisa dilaksanakan pada Minggu, 3 Mei, ini," kata warga RT 003 RW 14 Kelurahan Depok Jaya yang bekerja di bagian teknik Perum LKBN ANTARA ini.
Pengasapan itu diharapkan juga diikuti partisipasi warga masyarakat dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk Aedes Aegypti melalui cara 3M (menguras, menutup, dan mendaur ulang) berbagai tempat atau barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk ini, katanya.
ANTARA mencatat, di tengah pandemi virus corona baru yang melanda 34 provinsi di Indonesia saat ini, sejumlah daerah juga terancam wabah demam berdarah dengue. Jawa Barat termasuk di antara sejumlah provinsi di Tanah Air yang memiliki kasus DBD.
Seperti dilaporkan media, Dinas Kesehatan Kota Depok mencatat sejak 1 Januari hingga 13 Maret 2020, terdapat 288 kasus DBD dengan angka kematian mencapai tiga orang. Kasus-kasus DBD ini tersebar di semua kecamatan dengan zona merah berada di Kecamatan Sawangan, Pancoranmas, dan Cimanggis.
Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan kepada ANTARA (8/4), hingga 7 April, jumlah kasus demam berdarah di Indonesia mencapai 41.091 kasus dengan angka kematian mencapai 260.
Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kasus terbanyak, yakni 6.337, sedangkan Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatatkan kasus kematian terbesar, yakni 48 jiwa, katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020