Jakarta, (Antaranews Bogor) - Wakil Direktur Bidang Kerja sama Politeknik Negeri Media Kreatif (PoliMedia) Misbah Fikrianto mengatakan tenaga ahli percetakan di Indonesia saat ini masih minim.

"Kurangnya tenaga ahli bidang percetakan saat ini disebabkan tidak adanya perguruan tinggi yang khusus di bidang kegrafikaan," katanya di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan lembaga pendidikan kegrafikaan yang ada saat ini masih sebatas pada pendidikan diploma saja. Sedangkan untuk jenjang strata satu belum ada. Padahal bidang percetakan merupakan bidang usaha yang cukup menjanjikan.

"Saat ini bidang percetakan hanya digeluti oleh orang-orang yang bisa dengan sendirinya (otodidak). Seharusnya, sumber daya manusia lebih ditingkatkan keahliannya," katanya.

Seharusnya kata dia mereka tidak hanya bisa secara praktek tetapi menguasai ilmu secara teorinya. Dengan demikian, kualitas SDM bidang percetakan menjadi handal dan mampu bersaing.

Menurut Misbah pada 2015 nanti akan memasuki perdagangan bebas ASEAN sehingga persaingan akan terjadi dengan sangat tajam dimana tenaga asing luar nanti akan lelausan mengambil area kerja kita.

Namun untungnya kata Misbah komunitas printing dan pemerintah memiliki kebijakan tersendiri, yaitu segala macam cetakan dari luar harus dicetak di Indonesia.

Mengenai lembaga pendidikan grafika, Misbah menuturkan saat ini bidang grafika baru terbatas di jenjang vokasi. Permasalahan lain, masih banyak yang menganggap pendidikan vokasi sebagai pilihan alternatif dan bukan sebagai tujuan utama.

"Memang harus dibuat pertemuan tripartit antara lembaga pendidikan, pemerintah dan dunia usaha," katanya.

Sementara itu Direktur PoliMedia, Sarmada mengatakan dunia percetakan saat ini mengalami peningkatan. Peningkatan geliat industri bidang cetakan ini dipengaruhi oleh banyaknya agenda kenegaraan, tetapi peminat di bidang percetakan saat ini sedikit.

Padahal, lanjut dia, potensi pekerjaan di bidang percetakan sangat menjanjikan. Dicontohkan, kurikulum baru 2013 juga mempengaruhi meningkatnya geliat usaha bidang percetakan.

Ia mengatakan permasalahan yang dihadapi percetakaan di Indonesia adalah berkurangnya tenaga pengajar bidang ini. Diperkirakan lima tahun ke depan, tenaga pengajar bidang percetakan akan habis karena mereka sudah pensiun.

"Untuk itu harus ada peta yang menggambarkan mengenai kebutuhan tenaga pengajar. Selanjutnya dilakukan kerjasama antara berbagai elemen bidang percetakan untuk mengantisipasi kondisi ini," demikian Sarmada. 

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014