Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Kota Sukabumi, Jawa Barat, membantah ada oknum warga di Kecamatan Cikole menolak lokasi yang dijadikan tempat istirahat bagi tenaga medis yang merawat pasien COVID-19 di RSUD R Syamsudin SH.
"Tidak ditolak, warga hanya meminta penjelasan saja terkait adanya bangunan di sekitar permukiman warga yang dijadikan tempat untuk istirahat petugas kesehatan yang sedang merawat pasien dalam pengawasan (PDP) maupun pasien positif COVID-19 di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi," kata Juru Bicara Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Kota Sukabumi Wahyu Hendrayana di Sukabumi, Minggu.
Baca juga: Sembilan pasien positif COVID-19 di Kota Sukabumi dalam kondisi sehat
Pihaknya mengakui memang betul bangunan itu dijadikan tempat istirahat para tenaga medis yang terlibat dalam upaya penyembuhan pasien positif terinfeksi virus mematikan tersebut dan sempat ada mediasi terkait keberadaan mereka di sekitar permukiman warga.
Namun, setelah warga tersebut diberikan penjelasan akhirnya mereka memahami, karena dipilihnya lokasi itu untuk tempat istirahat petugas medis setelah menjalankan aksi kemanusiaannya melalui berbagai proses tahapan protokoler kesehatan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
Menurut dia, dalam penanganan kasus COVID-19 ini bukan hanya tugas pemerintah dan tenaga medis saja, tetapi juga seluruh masyarakat. Jangan sampai akibat bandelnya warga, enggan mematuhi anjuran pemerintah serta menganggap remeh virus ini, jumlah warga yang terinfeksi semakin banyak, tentunya tugas tenaga medis akan bertambah berat.
Baca juga: Data terakhir warga berstatus PDP di Kota Sukabumi tidak ada lagi
"Warga hanya perlu diberi penjelasan tentang COVID-19 ini. Tanggung jawab kita semua untuk membentuk pola pikir masyarakat, jika semua dibuat stigma maka akan kontraproduktif," katanya.
Wahyu mengatakan keberadaan tenaga medis yang berjuang, bahkan nyawa mereka terancam demi menyelamatkan nyawa yang lain harus diberikan apresiasi yang setinggi-tingginya, minimalnya semangat.
Mereka bekerja demi menyelamatkan seluruh masyarakat khususnya warga Kota Sukabumi bukan hanya segelintir orang saja, sehingga perlu adanya dukungan dari seluruh elemen masyarakat jangan sampai meruntuhkan semangat tenaga medis dalam menyelamatkan nyawa orang yang terinfeksi COVID-19.
Baca juga: Satu lagi pasien positif COVID-19 di Sukabumi dinyatakan sembuh
"Selain itu, jangan ada stigma terkait keberadaan mereka di tengah masyarakat, karena bisa saja warga yang mengeluarkan stigma itu menjadi salah satu pasien yang dilayani oleh para tenaga medis tersebut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Tidak ditolak, warga hanya meminta penjelasan saja terkait adanya bangunan di sekitar permukiman warga yang dijadikan tempat untuk istirahat petugas kesehatan yang sedang merawat pasien dalam pengawasan (PDP) maupun pasien positif COVID-19 di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi," kata Juru Bicara Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Kota Sukabumi Wahyu Hendrayana di Sukabumi, Minggu.
Baca juga: Sembilan pasien positif COVID-19 di Kota Sukabumi dalam kondisi sehat
Pihaknya mengakui memang betul bangunan itu dijadikan tempat istirahat para tenaga medis yang terlibat dalam upaya penyembuhan pasien positif terinfeksi virus mematikan tersebut dan sempat ada mediasi terkait keberadaan mereka di sekitar permukiman warga.
Namun, setelah warga tersebut diberikan penjelasan akhirnya mereka memahami, karena dipilihnya lokasi itu untuk tempat istirahat petugas medis setelah menjalankan aksi kemanusiaannya melalui berbagai proses tahapan protokoler kesehatan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
Menurut dia, dalam penanganan kasus COVID-19 ini bukan hanya tugas pemerintah dan tenaga medis saja, tetapi juga seluruh masyarakat. Jangan sampai akibat bandelnya warga, enggan mematuhi anjuran pemerintah serta menganggap remeh virus ini, jumlah warga yang terinfeksi semakin banyak, tentunya tugas tenaga medis akan bertambah berat.
Baca juga: Data terakhir warga berstatus PDP di Kota Sukabumi tidak ada lagi
"Warga hanya perlu diberi penjelasan tentang COVID-19 ini. Tanggung jawab kita semua untuk membentuk pola pikir masyarakat, jika semua dibuat stigma maka akan kontraproduktif," katanya.
Wahyu mengatakan keberadaan tenaga medis yang berjuang, bahkan nyawa mereka terancam demi menyelamatkan nyawa yang lain harus diberikan apresiasi yang setinggi-tingginya, minimalnya semangat.
Mereka bekerja demi menyelamatkan seluruh masyarakat khususnya warga Kota Sukabumi bukan hanya segelintir orang saja, sehingga perlu adanya dukungan dari seluruh elemen masyarakat jangan sampai meruntuhkan semangat tenaga medis dalam menyelamatkan nyawa orang yang terinfeksi COVID-19.
Baca juga: Satu lagi pasien positif COVID-19 di Sukabumi dinyatakan sembuh
"Selain itu, jangan ada stigma terkait keberadaan mereka di tengah masyarakat, karena bisa saja warga yang mengeluarkan stigma itu menjadi salah satu pasien yang dilayani oleh para tenaga medis tersebut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020