Depok, (Antaranews Bogor) - Aktivis dunia Dr Vandana Shiva menilai pertanian monokultur tidak mengindahkan keanekaragaman hayati karena dampak yang ditimbulkan dari sistem tersebut adalah kerusakan alam dan meningkatkan angka kelaparan.

"Sistem tersebut rentan terhadap monopoli dan intensifikasi yang justru merusak," kata Vandana dalam kuliah umum di Universitas Indonesia di Depok, Senin.

Universitas Indonesia (UI) bersama Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) dan Mantasa menyelenggarakan kuliah umum mengenai permasalahan sistem pangan di dunia.

Menurut dia, jika terserang hama atau cuaca buruk, pertanian monokultur dapat hancur dan produksinya akan jauh menurun. Pertanian monokultur tidak mengindahkan potensi keanekaragaman hayati.

Di India dirinya berhasil menciptakan kemandirian petani dan mampu membangun kedaulatan pangan. Vandana berhasil menanam setidaknya tujuh hingga 12 jenis tanaman pada satu lahan untuk menjamin keanekaragaman hayati.

Hal tersebut dapat menciptakan keseimbangan karena usaha-usahanya tersebut. Dia juga berhasil mengembangkan pengetahuan kepada masyarakat dan membantu membangun ketahanan pangan. "Dengan usaha ini kami berhasil memberi makan India," katanya.

Vandana Shiva juga peduli terhadap persoalan monopoli terhadap benih. Monopoli tersebut menurutnya berdampak besar tak hanya bagi petani, tetapi juga masyarakat secara luas.

Dampaknya antara lain, menyebabkan tingginya harga pangan, sulitnya mengakses makanan yang sehat dan aman, meningkatnya resiko pemanasan global, serta menyebabkan meningkatnya kelaparan.

Karena itu, solusi terhadap masalah tersebut menurutnya perlu dilakukan secara serius.

Selain sebagai aktivis, Vandana Shiva merupakan seorang filsuf, penulis, eco-feminis dan ilmuwan yang telah menerima banyak penghargaan. Sepanjang kiprahnya, dia pernah mendapatkan "The Right Livelihood Award (Alternative Nobel Prize)", "Time Magazine`s Environmental Hero" dan "The Sydney Peace Prize".

Vandana Shiva sudah lama melakukan kampanye soal permasalahan sistem pangan di dunia. Ia punya kepedulian besar terhadap cara pertanian monokultur, yang menurutnya tidak mengindahkan keanekaragaman hayati.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014