Pasar pakaian jadi berbahan jins dinilai memiliki pasar yang baik di kalangan anak muda di kota-kota besar di Indonesia yang dibuktikan dari usaha keluarga milik Chandra dan Dannie, mampu menjual rata-rata 200 hingga 300 pcs per bulan.

"Kami menjual pakaian jadi berbahan jins hanya di sebuah toko online, sejak dua tahun lalu," kata pemilik usaha pakaian jadi jins, Dannie Djuarto, melalui telepon selulernya, Kamis.

Dannie menjelaskan, dirinya bersama keluarga menjual pakaian jadi berbahan jins tersebut hanya secara online melalui sebuah toko online.

"Kami tidak membuka toko di mall atau di pertokoan, tapi hanya melalui sebuah toko online," katanya.

Baca juga: Koleksi busana Indonesia menarik minat masyarakat Afrika

Untuk kelas usaha keluarga, kata dia, penjualan pakaian jadi berbahan jins sekitar 200 hingga 300 pcs per bulan, adalah penjualan yang baik.

"Kami baru menjadi tenant di sebuah toko online. Kalau kami menjadi tenant di dua atau tiga toko online, mungkin angka penjualannya bisa lebih tinggi," katanya.

Chandra dan Dannnie yang mengikuti BCA Expoversary 2020 di ICE BSD pada 21-23 Februari lalu, lebih kaget lagi karena hanya dalam waktu tiga hari, mampu menjual sebanyak 2.092 pcs jaket dan celana berbahan jins.

Baca juga: Mahasiswa IPB Rancang Swim Dream, Solusi Praktis Pakaian Renang Perempuan

"Produk pakaian jadi produksi kami adalah jaket dan celana berbahan jins, dengan beberapa varian model. Jaket ada beberapa model dan beberaopa warna, yakni biru, pink, dan maroon. Sedangkan celana, yakni celana panjang dan celana sampai lutut dengan warna biru dan hitam, dengan harga sangat kompetitif," katanya.

Menurut Dannie, dengan keberhasilan pada BCA Expoversary, keluarganya akan membidik pasar pada pameran, expo, bazaar, dan sejenisnya.

"Kami tidak membuka toko di mall dan pertokoan, tapi hanya akan berpartisipasi pada pameran, expo, bazaar, dan sejenisnya," katanya.

Baca juga: Perusahaan pakaian China Youngor ingin buka pabrik di Indonesia

Soal bahan baku dan desainer, Dannie menuturkan, semuanya produk lokal baik bahan baku, tenaga kerja, maupun desainernya.

"Bahan baku kami beli di produsen lokal dan diolah lagi dengan teknologi celup sehingga menjadi beberapa varian warna," katanya.

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020