Puluhan karangan bunga berjajar di halaman Kantor Direksi PTPN VII, di Kota Bandarlampung, Rabu (11/3/20).

Hari itu, PTPN VII berulang tahun ke-24 bersama perusahaan induknya, PTPN Holding.

Untuk menandai momen evaluasi itu, Direksi dan seluruh jajaran PTPN VII mengadakan apel bendera. Bukan hanya di Kantor Direksi, upacara HUT ke-24 juga diadakan di seluruh unit kerja PTPN VII yang berada di Lampung, Sumsel, dan Bengkulu.


Peringatan hari jadi ini dilaksanakan secara sederhana. Setelah upacara bendera, dalam kehangatan rasa kekeluargaan, seluruh karyawan bergabung untuk acara potong tumpeng untuk sarapan bersama.

Pelaksanaan upacara berjalan dengan khidmat dengan Inspektur Upacara Direktur Utama PTPN VII M. Hanugroho. Hadir juga Direktur Komersil Achmad Sudarto.

Dalam sambutannya, Direktur Utama PTPN VII, M. Hanugroho mengucapkan selamat kepada karyawan dan karyawati Perkebunan Nusantara, karena hari ini genap 24 tahun Perkebunan Nusantara berperan untuk bangsa.

"Saat ini Perkebunan Nusantara Group memiliki potensi yang sangat besar, tapi pada saat yang sama menanggung beban masalah di masa lalu yang harus kita selesaikan secara bersama-sama, yaitu beban hutang yang sangat besar dan kinerja operasional masih di bawah potensinya," kata Hanugroho membacakan sambutan Direktur Utama Holding, Mohammad Abdul Ghani.

Baca juga: Donor Darah Mengawali Agenda HUT Ke-24 PTPN VII

Ia menjelaskan pula bahwa dalam menyelesaikan atau menurunkan beban hutang tersebut, khususnya untuk Perkebunan Nusantara yang dalam kondisi unsustainable, kita harus berjuang membayar hutang yang menjadi kewajibannya, antara lain melalui asset settlement/divestasi aset/disposal aset.

Asset settlement merupakan opsi bagi Perkebunan Nusantara Group untuk melunasi kewajiban hutang.

Baca juga: Polda Sumsel-PTPN VII Sinergi Mengamankan Aset

Menurutnya, dalam menghadapi kondisi yang memprihatinkan saat ini, ada beberapa program strategis yang harus segera diimplementasikan yaitu:

Meningkatkan kesadaran seluruh karyawan bahwa Perkebunan Nusantara dalam situasi krisis (crisis mode).

Melakukan Cost Reduction Program (CRP) terkait penggunaan biaya terutama overhead cost maupun direct cost.

Baca juga: Inspeksi ke PTPN VII, Direktur Holding Perhatikan Losess

Melakukan Cost Postponed Program (CP P) khususnya selama periode restrukturisasi hutang dengan melakukan pemilihan secara selektif pemakaian biaya investasi sehingga harus memberikan dampak positif dan cepat kepada net (cash flow).

Selain itu, tambahnya PTPN juga harus segera melaksanakan penerapan Business Process Reengineering dengan parameter Q2CS di anak-anak perusahaan, yakni Peningkatan kualitas produksi (mutu produk), Peningkatan produktivitas tanaman dan minimalisasi losis, Review dan analisa seluruh cost secara detail, serta Speed Kecepatan pengambilan keputusan mengantisipasi kondisi terkini dan melawan kompetitor.

Baca juga: Delapan Unit PTPN VII Raih Penghargaan Industri Hijau 2019

"Saya berharap keberhasilan yang telah dicapai saat ini dapat terus ditingkatkan agar rencana di tahun 2020 bisa terselesaikan dengan baik demi stabilitas perusahaan kita," katanya. (6/Release/*).

Pewarta: Humas PTP Nusantara VII

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020