Anggota DPRD Jawa Barat Asep Wahyuwijaya mengapresiasi respon cepat dari pemerintah provinsi setempat menangani dampak gempa di Sukabumi yang terjadi pada Selasa (10/3) sore.

Ia kepada ANTARA di Bogor, Rabu, berharap Pemprov Jabar tetap sigap mengingat daerah-daerah di Jawa Barat rawan terjadi bencana.

"Kalau kita tak sigap dalam meresponnya tentu akan menjadi preseden buruk," kata Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat itu.

Baca juga: Korban gempa di Pamijahan Bogor takut pulang ke rumah
Baca juga: Ada 547 rumah rusak akibat gempa di Sukabumi

Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jabar tersebut juga meminta pemerintah provinsi (pemprov) setempat selalu siaga gempa bumi karena wilayahnya berada di Cincin Api Pasifik atau biasa disebut "ring of fire".

"Saya kira sikap Pemprov Jabar memang harus demikian (sigap) mengingat potensi bencana alam di Jawa Barat relatif tinggi. Hampir seluruh area di Jawa Barat ini kan berada pada cincin api (ring of fire) dan sesar aktif," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono menyebutkan bahwa gempa tektonik bermagnitudo 5,1 yang terjadi di Sukabumi pada Selasa (10/3) sore merupakan gempa terkuat yang bersumber dari sesar aktif di daratan Jawa Barat dalam 19 tahun terakhir.

"Berdasarkan catatan katalog gempa, tampak bahwa gempa kuat dengan pusat di darat terakhir yang terjadi di Jawa Barat berkekuatan magnitudo 5,1 terjadi di Ciamis-Kuningan pada 13 Januari 2001," kata Rahmat dalam keterangan tertulisnya.

Baca juga: Korban gempa di Kalapanunggal Sukabumi butuh bantuan tenda
Baca juga: Ade Yasin: 664 rumah di Bogor rusak akibat gempa Sukabumi

Menurut BMKG, episenter gempa tersebut berada di darat di wilayah Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi, dipicu oleh aktivitas sesar aktif.

Hasil analisis menunjukkan bahwa gempa lokal itu terjadi akibat pergeseran blok batuan kulit bumi secara tiba-tiba. Rahmat menjelaskan, gempa semacam itu dikenal sebagai gempa kerak dangkal yang dipicu aktivitas sesar aktif.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan sesar mendatar. Berdasarkan kondisi geologi dan tataan tektonik di wilayah Jawa Barat bagian selatan, ada dugaan sesar tersebut mengalami pergeseran ke kiri.

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020