Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan biaya pembangunan seluruh fasilitas observasi dan isolasi pasien penyakit menular di Pulau Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau diperkirakan mencapai Rp400 miliar.
"Saya hitung-hitungannya Rp400 miliar," katanya di sela-sela kunjungannya ke bekas Kamp Vietnam Kota Batam, Senin.
Menurut dia, meski biayanya mencapai Rp400 miliar, itu masih lebih baik ketimbang menyiapkan fasilitas di lebih dari 100 rumah sakit di penjuru Tanah Air.
Ia menjelaskan bahwa fasilitas observasi dan isolasi itu akan didirikan di kompleks bekas Kamp Vietnam.
Baca juga: Observasi di Pulau Sebaru sudah manusiawi
Kamp Vietnam sendiri berdiri di atas lahan seluas 80 hektare dan difungsikan sejak 1980 hingga 1994. Di sana terdapat sejumlah fasilitas, di antaranya pos keamanan, barak dan rumah sakit.
Pembangunan dan rehabilitasi akan dilakukan BUMN Wika dan Waskita.
Rencananya, pemerintah akan merehabilitasi bangunan yang pernah menjadi rumah sakit.
Menurut Menteri, struktur bangunan di sana masih relatif bagus.
"Saya kira masih bisa kita dimanfaatkan, struktur masih bagus, struktur baja, dinding 'double cover' asbes masih kuat, plafon kayu. Kusen kayu sudah lapuk kita akan ganti," katanya.
Dalam kunjungannya, Menteri PUPR mengetes ketahanan bangunan dengan menendang dan memukul menggunakan tangan. Dan bangunan tetap bertahan.
Baca juga: Warga Kepulauan Seribu siap menerima WNI observasi Virus Corona
Rencananya, bangunan tua itu akan digunakan untuk fasilitas pendukung seperti ruang administrasi, ruang dokter dan tenaga medis, dapur dan binatu.
Selain itu, Kementerian PUPR juga akan membuat bangunan baru di atas lahan kosong, masih di sekitar kompleks Kamp Vietnam.
Pembangunan gedung baru itu menggunakan sistem modular, agar bisa lekas selesai.
"Ada dua bangunan. Masing-masing 230 tempat tidur, observasi ada 460 tempat tidur totalnya, pada tahap pertama," katanya.
Sedangkan untuk ruang isolasi akan dibangun 50 kamar. Sebanyak 30 kamar isolasi non-ICU dan 20 kamar isolasi ICU.
Baca juga: Pemkab Natuna tak keberatan jadi tempat observasi WNI
Kamar ICU dilengkapi dengan kamar mandi di dalam.
"ICU 20 kamar semua dengan 'building' terpisah," kata dia.
Rancangan fasilitas isolasi dirancang dua arah jalan berbeda untuk pasien dan dokter, demikian
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Saya hitung-hitungannya Rp400 miliar," katanya di sela-sela kunjungannya ke bekas Kamp Vietnam Kota Batam, Senin.
Menurut dia, meski biayanya mencapai Rp400 miliar, itu masih lebih baik ketimbang menyiapkan fasilitas di lebih dari 100 rumah sakit di penjuru Tanah Air.
Ia menjelaskan bahwa fasilitas observasi dan isolasi itu akan didirikan di kompleks bekas Kamp Vietnam.
Baca juga: Observasi di Pulau Sebaru sudah manusiawi
Kamp Vietnam sendiri berdiri di atas lahan seluas 80 hektare dan difungsikan sejak 1980 hingga 1994. Di sana terdapat sejumlah fasilitas, di antaranya pos keamanan, barak dan rumah sakit.
Pembangunan dan rehabilitasi akan dilakukan BUMN Wika dan Waskita.
Rencananya, pemerintah akan merehabilitasi bangunan yang pernah menjadi rumah sakit.
Menurut Menteri, struktur bangunan di sana masih relatif bagus.
"Saya kira masih bisa kita dimanfaatkan, struktur masih bagus, struktur baja, dinding 'double cover' asbes masih kuat, plafon kayu. Kusen kayu sudah lapuk kita akan ganti," katanya.
Dalam kunjungannya, Menteri PUPR mengetes ketahanan bangunan dengan menendang dan memukul menggunakan tangan. Dan bangunan tetap bertahan.
Baca juga: Warga Kepulauan Seribu siap menerima WNI observasi Virus Corona
Rencananya, bangunan tua itu akan digunakan untuk fasilitas pendukung seperti ruang administrasi, ruang dokter dan tenaga medis, dapur dan binatu.
Selain itu, Kementerian PUPR juga akan membuat bangunan baru di atas lahan kosong, masih di sekitar kompleks Kamp Vietnam.
Pembangunan gedung baru itu menggunakan sistem modular, agar bisa lekas selesai.
"Ada dua bangunan. Masing-masing 230 tempat tidur, observasi ada 460 tempat tidur totalnya, pada tahap pertama," katanya.
Sedangkan untuk ruang isolasi akan dibangun 50 kamar. Sebanyak 30 kamar isolasi non-ICU dan 20 kamar isolasi ICU.
Baca juga: Pemkab Natuna tak keberatan jadi tempat observasi WNI
Kamar ICU dilengkapi dengan kamar mandi di dalam.
"ICU 20 kamar semua dengan 'building' terpisah," kata dia.
Rancangan fasilitas isolasi dirancang dua arah jalan berbeda untuk pasien dan dokter, demikian
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020