Kementerian BUMN saat ini dinilai melakukan perbaikan perhatian kepada PT Telkom dibandingkan pada periode sebelumnya di mana PT Telkom dinilai hanya menjadi mesin pencetak keuntungan tanpa memperhatikan strategi bisnis dan pembinaannya.
Pengamat Telekomunikasi, Heru Sutadi, mengatakan hal itu, melalui pernyataan tertulisnya, Rabu.
Menurut Heru Sutadi, Menteri BUMN saat ini, Erick Thohir, dalam beberapa pernyataannya membicarakan soal strategi bisnis PT Telkom.
Mencermati dari beberapa pernyataan Erick Thohir diharapkan akan memberikan perbaikan perhatian kepada PT Telkom.
"Dari nuansa dan narasinya, diharapkan Kementerian BUMN melakukan perbaikan perhatian pada Telkom, tapi perlu dilihat bagaimana faktanya. Kita berharap Telkom sebagai Indonesia flag carrier tetap maju dan eksis, bahkan bisa menjadi holding untuk perusahaan telekomunikasi dan multimedia," katanya.
Baca juga: Telkom University peringkat pertama PTS di Indonesia
Menurut Heru, harapan Erick Thohir bahwa PT Telkom bergerak ke arah bisnis digital sebenarnya sejalan dengan strategi yang sudah dan sedang digalakkan PT Telkom.
"Pada periode sebelumnya, upaya pengembangan bisnis ini, tidak didukung dengan perhatian. Hal ini tampak dari komposisi jajaran direksi dan komisaris PT Telkom periode sebelumnya," katanya.
Heru menyatakan, optimis jika jajaran direksi dan komisaris PT Telkom nantinya diisi orang-orang yang mendukung ke arah membangun teknologi digital, maka PT Telkom akan lebih maju.
"Kita lihat saja nanti ke depan akan ada RUPS. Apakah cara pandang Pemerintah masih sama atau berbeda dengan sebelumny," kata Heru.
Baca juga: YPT Bangun Telkom University Landmark Tower
Heru optimis dengan kepedulian dari Kementerian BUMN, bahwa PT Telkom akan mampu menjawab sentilan yang sebelumnya pernah dilontarkan Erick Thohir tentang pendapatan induk perusahaan yang kalah dibandingkan dengan anak perusahaan mereka, yakni Telkomsel.
"Kalau petinggi Telkom dan BUMN punya strategi jitu, dalam waktu dua tahun ke depan, pendapatan Telkom bisa menyamai Telkomsel," katanya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir sempat menyentil kinerja PT Telkom. Pernyataan Menteri yang sempat viral menyatakan, "Mendingan enggak ada Telkom." Pernyataan itu dianggap sebagai sentilan bagi manajemen Telkom untuk membangun masa depan yang seirama dengan kemajuan zaman.
Telkom dinilai harus fokus dan segera menggarap bisnis berbasis teknologi digital agar semakin maju. Membandingkan rasio jumlah pegawai dan penghasilan, Telkompel dengan sekitar 5.500 pegawai berkontribusi pada 70 persen pendapatan, sedangkan Telkom dengan sekitar 22.000 pegawai berkontribusi pada 30 persen penghasilan.
Baca juga: Erick Thohir siap eksplorasi sinergi BUMN dengan para dubes RI
Menurut Heru, pernyataan Erick Thohir dinilai sebagai usaha memotivasi jajaran PT Telkom untuk bangkit dan merebut kesempatan bersaing di dunia telekomunikasi mutakhir yang dinamis.
Erick berpesan Telkom harus secepatnya bertransformasi dari core bisnis eksistingnya yaitu infrastruktur dan konektivitas, beralih ke bisnis data center, big data, cloud computing, AI, IoT, robotics, cyber security, dan lain sebangsanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Pengamat Telekomunikasi, Heru Sutadi, mengatakan hal itu, melalui pernyataan tertulisnya, Rabu.
Menurut Heru Sutadi, Menteri BUMN saat ini, Erick Thohir, dalam beberapa pernyataannya membicarakan soal strategi bisnis PT Telkom.
Mencermati dari beberapa pernyataan Erick Thohir diharapkan akan memberikan perbaikan perhatian kepada PT Telkom.
"Dari nuansa dan narasinya, diharapkan Kementerian BUMN melakukan perbaikan perhatian pada Telkom, tapi perlu dilihat bagaimana faktanya. Kita berharap Telkom sebagai Indonesia flag carrier tetap maju dan eksis, bahkan bisa menjadi holding untuk perusahaan telekomunikasi dan multimedia," katanya.
Baca juga: Telkom University peringkat pertama PTS di Indonesia
Menurut Heru, harapan Erick Thohir bahwa PT Telkom bergerak ke arah bisnis digital sebenarnya sejalan dengan strategi yang sudah dan sedang digalakkan PT Telkom.
"Pada periode sebelumnya, upaya pengembangan bisnis ini, tidak didukung dengan perhatian. Hal ini tampak dari komposisi jajaran direksi dan komisaris PT Telkom periode sebelumnya," katanya.
Heru menyatakan, optimis jika jajaran direksi dan komisaris PT Telkom nantinya diisi orang-orang yang mendukung ke arah membangun teknologi digital, maka PT Telkom akan lebih maju.
"Kita lihat saja nanti ke depan akan ada RUPS. Apakah cara pandang Pemerintah masih sama atau berbeda dengan sebelumny," kata Heru.
Baca juga: YPT Bangun Telkom University Landmark Tower
Heru optimis dengan kepedulian dari Kementerian BUMN, bahwa PT Telkom akan mampu menjawab sentilan yang sebelumnya pernah dilontarkan Erick Thohir tentang pendapatan induk perusahaan yang kalah dibandingkan dengan anak perusahaan mereka, yakni Telkomsel.
"Kalau petinggi Telkom dan BUMN punya strategi jitu, dalam waktu dua tahun ke depan, pendapatan Telkom bisa menyamai Telkomsel," katanya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir sempat menyentil kinerja PT Telkom. Pernyataan Menteri yang sempat viral menyatakan, "Mendingan enggak ada Telkom." Pernyataan itu dianggap sebagai sentilan bagi manajemen Telkom untuk membangun masa depan yang seirama dengan kemajuan zaman.
Telkom dinilai harus fokus dan segera menggarap bisnis berbasis teknologi digital agar semakin maju. Membandingkan rasio jumlah pegawai dan penghasilan, Telkompel dengan sekitar 5.500 pegawai berkontribusi pada 70 persen pendapatan, sedangkan Telkom dengan sekitar 22.000 pegawai berkontribusi pada 30 persen penghasilan.
Baca juga: Erick Thohir siap eksplorasi sinergi BUMN dengan para dubes RI
Menurut Heru, pernyataan Erick Thohir dinilai sebagai usaha memotivasi jajaran PT Telkom untuk bangkit dan merebut kesempatan bersaing di dunia telekomunikasi mutakhir yang dinamis.
Erick berpesan Telkom harus secepatnya bertransformasi dari core bisnis eksistingnya yaitu infrastruktur dan konektivitas, beralih ke bisnis data center, big data, cloud computing, AI, IoT, robotics, cyber security, dan lain sebangsanya.
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020