Bogor (Antaranews Bogor) - Pemerintah Kota Bogor menggelar tradisi ziarah ke makam para leluhur untuk memperingati Hari Jadi Bogor (HJB) ke-532, di antaranta Saleh Danasasmita yang merupakan budayawan penulis Buku Sejarah Bogor.

"Ziarah ke makam leluhur ini dilaksanakan pada 31 Mei 2014 dengan dipimpin oleh Wali Kota Bogor Bima Arya dan diikuti Wakil Wali Kota, Sekda dan pimpinan SKPD," ujar Ketua Panitia HJB ke-532, Edgar Suratman, di Bogor, Rabu.

Edgar menyebutkan tradisi ziarah ke makam leluhur itu baru pertama kali diselenggarakan dalam rangkaian Hari Jadi Bogor kali ini.

"Ide menggelar ziarah ke makam leluhur tersebut merupakan hasil diskusi dengan budayawan dan seniman Bogor sebagai bentuk penghormatan dan ucapan terima kasih terhadap jasa para leluhur atas pencapaian saat ini," katanya.

Dua makam leluhur yang akan dikunjungi di antaranya Dalem Solawat yang terletak di kawasan Empang, Kecamatan Bogor Tengah dan Saleh Danasasmita.

Menanggapi kegiatan itu, budayawan Dadang Hidayat Padmadiredja menyambut baik rencana ziarah ke makam para leluhur Bogor tersebut, salah satunya makam Saleh Danasasmita.

"Saleh Danasasmita memiliki peran penting dalam sejarah Bogor yang salah satunya mengusulkan tanggal 3 Juni sebagai peringatan Hari Jadi Bogor. Beliau adalah budayawan penulis Sejarah Bogor, karena itu sudah selayaknya kita berziarah ke makamnya di hari jadi," ujarnya.

Dadang menjelaskan almarhum Saleh Danasasmita lahir di Sumedang pada 27 Juni 1933 dan wafat di Bogor pada usia 53 tahun pada 18 Agustus 1986, lalu dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Dreded, Kecamatan Bogor Selatan.

"Saleh Danasasmita adalah ahli sastra Sunda. Ia juga ahli sejarah Sunda, pendidikan sarjananya diselesaikan di Jurusan Sejarah IKIP Bandung," katanya.

Selain aktif menulis di berbagai media penerbitan berbahasa Sunda seperti Mangle, Baranangsiang, Hanjuang dan Sipatahunan, almarhum juga pernah menjadi redaktur serta Pemimpin Redaksi di majalah yang didirikannya.

Menurut Dadang, banyak karya yang telah dihasilkan mantan guru SMP, SMA dan SPG ini dan terahir jabatannya adalah Kasie Tenaga Teknis Bidang Muskala Kanwil Depdikbud Jawa Barat.

"Sebelumnya, Saleh juga pernah menjadi anggota DPRD Kodya Bogor pada periode 1964-1967," ujar Dadang.

Sejumlah karya tulis yang dihasilkan Saleh Danasasmita yang sering menjadi referensi para sejarawan di antaranya Sanghyang Siksa Kanda(ng) Karesian, Amanat Galunggung (1987), Babad Pajajaran (1977). Sejarah Jawa Barat (1984) dan Sejarah Bogor (1983).

"Buku Sejarah Bogor pernah dicetak ulang dalam Bahasa Sunda oleh Panitia Gerakan Sarebu Pikeun Buku (GSPB) 2011 serta dicetak ulang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor tahun 2013," ujar Dadang.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014