Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku tidak takut disebut melanggar hak asasi manusia (HAM) karena menolak kepulangan warga eks ISIS ke beberapa daerah di Indonesia.

"Melanggar HAM bagaimana? Justru mereka (eks ISIS, red.) itu yang melanggar HAM dengan sadis. Coba lihat mereka melanggar HAM tidak? Mereka malah supersadis, 'nyembelih' orang, kok, bukan pelanggaran HAM," kata Ganjar usai mengisi acara Rakernas Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali, Sabtu.

Menurut Ganjar, pemulangan eks ISIS ke Indonesia justru menimbulkan kontradiksi karena yang bersangkutan sudah tidak mengakui bahwa mereka adalah warga negara Indonesia (WNI).

"Dia negaranya mana? Lo, 'kan paspor saja sebagai data keindonesiaannya sudah dibakar berarti sudah tidak mau dengan kita. Wong sudah tidak mau dengan kita, kok, mau diterima, 'kan aneh," ujarnya.
 
Baca juga: Mahfud MD tidak setuju pemulangan 660 WNI bekas anggota ISIS

Ditanya ada berapa warga Jawa Tengah yang tergabung dengan ISIS, Ganjar mengaku tidak tahu sebab mereka tidak pamit saat meninggalkan Indonesia.

"Ya, tidak tahu, perginya juga tidak pamit saya," kata Ganjar dalam bahasa Jawa.

Secara khusus, Ganjar meminta pemerintah pusat untuk berhati-hati dalam menentukan sikap terkait dengan rencana pemulangan eks ISIS ke Indonesia.

Baca juga: Direktur LPI usul repatriasi bertahap terkait pemulangan eks ISIS

"Saya bisa dan berani memberikan kesaksian-kesaksian dari yang ada di lapangan kalau memang dibutuhkan," ujar politikus PDI Perjuangan itu.

Sebelumnya, Gubernur Ganjar menyatakan menolak wacana pemulangan eks ISIS ke Indonesia, khususnya yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah.

"Yang saya tunggu kembali ke Tanah Air itu WNI asal Jateng yang sukses di luar negeri, bukan mereka (WNI eks ISIS, red)," katanya.

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho

Editor : M Fikri Setiawan


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020