Bencana gempa bumi yang berpusat di Kota Palu, Sulawesi Tengah pada September 2018 lalu tidak hanya meluluhlantahkan sebagian Kota Palu, bahkan beberapa daerah lainnya ikut juga terdampak bencana dahsyat yang memicu tsunami dan likuifaksi di beberapa titik.
Seperti di Kabupaten Sigi. Di lokasi tersebut ribuan rumah rata dengan tanah, ratusan jiwa melayang dan hingga kini masih banyak jasad yang belum ditemukan akibat likuifaksi yang dipicu guncangan gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter.
Bencana dahsyat tersebut tidak hanya merusak bangunan pribadi, pemerintahan, sarana dan prasarana umum saja, tetapi fasilitas keagamaan seperti masjid sehingga tidak bisa digunakan lagi.
Salah satunya, Masjid Rahmatullah yang berada Kampung Lonja, Desa Sibowi, Kecamatan Tanambulava. Akibatnya masjid yang biasa digunakan ratusan warga untuk melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan dan lainnya tidak bisa lagi digunakan.
Bahkan besarnya guncangan gempa tersebut, kubah masjid ambruk. Tidak hanya itu, menaranya pun hampir roboh dan hingga kini kondisinya masih miring.
Apalagi saat kejadian banyak masyarakat yang hendak melaksanakan ibadah Solat Magrib, tapi Alhamdulillah tidak ada jemaah yang menjadi korban jiwa (meninggal). Diperkirakan kerusakan masjid akibat gempa menjelang Magrib Waktu Indonesia Tengah (WITA) tersebut mencapai 90 persen.
Dampaknya, masjid yang menjadi kebanggaan warga Lonja ini tidak bisa digunakan lagi dan seluruh aktivitas keagamaan baik solat, mengaji dan ibadah lainnya dialihkan ke hunian sementara (huntara).
Kondisi tempat ibadah umat muslim yang memprihatinkan ini menjadi perhatian beberapa lembaga donor dari luar negeri seperti Malaysia. Hanya saja, bantuan yang diberikan terbatas dan hanya bisa memperbaiki sebagian bangunan masjid yang rusak.
Tidak hanya dari Malaysia, lembaga bantuan keagaamaan dari Arab Saudi juga ingin ikut memberikan sumbangsihnya dengan memperbaiki masjid tersebut, tetapi ditolak secara halus karena ada permintaan harus mengubah bentuk masjid.
Akibatnya, masjid itu selama beberapa bulan tidak bisa digunakan untuk melaksanakan solat berjamaah karena warga masih khawatir kondisi bangunannya khususnya dinding banyak yang retak dan bisa saja roboh.
"Masjid ini tidak terpakai sejak pascabencana kurang lebih sekitar satu tahun karena rusak berat dan aktivitas keagamaan warga dilakukan disebelah masjid ini atau sekitar huntara," ujar Imam Masjid Rahmatullah Lonja Jam'an.
PMI Hadir Memberikan Bantuan
Masjid Rahmatullah yang kondisinya porak poranda ternyata mendapatkan perhatian khusus dari tim Palang Merah Indonesia (PMI) yang sedang melakukan assessment di sejumlah titik terdampak gempa di Desa Sibowi.
Saat itu, kebetulan tim dari PMI Pusat sedang meninjau beberapa titik likuifaksi. Tim yang sedang bertugas pun selalu melintasi bangunan masjid ini karena jalur di depannya merupakan jalur utama untuk assessment.
Relawan lembaga kemanusiaan terbesar di Indonesia ini pun penglihatannya tiba-tiba tertuju pada bangunan masjid tersebut yang kondisinya memprihatinkan dan sudah tidak bisa lagi digunakan.
Tim pun langsung mencari pengurus Masjid Rahmatullah dan berbincang-bicang cukup panjang serta menceritakan kedatangannya selain untuk bantuan sarana pendidikan, PMI juga mempunyai program untuk perbaikan tempat ibadah.
Pandangan tim gabungan PMI ini pun cukup terpana dengan puing masjid yang berserakan dan terbayang sebelum terjadinya gempa dahsyat tempat ibadah ini selalu ramai oleh warga seperti aktivitas anak-anak yang belajar mengaji dan solat berjemaah.
Maka dari itu, tim yang melakukan assessment pun langsung membuat draft untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk membangun kembali masjid ini. Setelah berkoordinasi akhirnya PMI sepakat untuk memberikan bantuan dan warga, tokoh agama dan masyarakat pun menyetujuinya.
Adapun bantuan untuk merenovasi masjid tersebut berasal dari PMI Jawa Tengah yang di mana dananya berasal dari donasi warga Jateng untuk membantu korban bencana di Pasigala (Palu, Sigi dan Donggala).
Masyarakat pun antusias dengan kehadiran PMI karena dalam menyalurkan bantuannya lembaga ini tidak meminta embel-embel khusus dan menyerahkan sepenuhnya pembangunan kembali Masjid Rahmatullah ini kepada warga.
"Dalam proses membangun masjid ini warga bersama relawan PMI setiap bergotong royong tanpa pamrih dan memang kami pun memanggil beberapa ahli bangunan untuk memasang ornamen-ornamen khusus yang tidak bisa dilakukan bukan oleh ahlinya. Upah yang diberikan untuk tenaga ahli itupun seikhlasnya dan mereka memang bekerja secara iklhas agar masjidi ini bisa lagi digunakan," ungkap Jam'an.
Sementara, Ketua PMI Kabupaten Sigi Agus Lamakarate mengatakan setelah melakukan berbagai assessment pihaknya mengajukan permohonan bantuan kepada PMI Pusat untuk perbaikan masjid ini. Bahkan, permohonan tersebut pun langsung ditindaklanjuti oleh tim dari PMI Pusat dengan meninjau langsung kondisi masjid Rahmatullah ini yang dananya berasal dari warga Jateng yang dititipkan kepada PMI.
Selama proses pembangunan, pihaknya juga memberikan beberapa masukan khususnya dalam penggunaan bahan baku yang harus ramah gempa. Apalagi Kabupaten Sigi merupakan daerah rawan gempa. Sehingga, bangunan masjid yang sekarang ini berkonsep ramah gempa.
Aktivitas Peribadatan Kembali Normal
Gotong royong antara warga, relawan PMI dan petugas gabungan lainnya yang tanpa kenal lelah akhirnya Masjid Rahmatullah bisa kembali berdiri tegap dan aktivitasnya kembali ramai setelah satu tahun masjid ini tidak bisa digunakan karena rusak parah pascadiguncang gempa.
Warga pun memanfaatkan waktu senggangnya untuk bermuhasabah di dalam masjid seperti membaca Al-Quran, belajar hadis dan melaksanakan kegiatan ibadah lainnya saat menunggu solat lima waktu tiba.
Bahkan, masjid ini setelah dibangun kembali lebih ramai baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Selain itu, udara di dalam masjid pun sangat sejuk meskipun di luar cuaca cukup terik.
Dengan dibangunnya kembali tempat ibadah ini masyarakat mengaku bisa merasakan kembali nikmatnya beribadah dan lebih khusyuk lagi. Tak henti-hentinya marbot, tokoh agama dan masyarakat mengucapkan terima kasih kepada Palang Merah Indonesia yang telah banyak memberikan bantuan.
"Memang masih ada beberapa titik di masjid yang masih butuh sedikit renovasi, tetapi berkat bantuan PMI dengan membangun kembali Masjid Rahmatullah ini kami (warga) bisa kembali dan bertambah khusyuk saat menjalankan ibadah kepada Allah SWT," ucap Jam'an.
Belum lama ini, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meresmikan beberapa bangunan mulai dari sekolah hingga sarana keagamaan di Pasigala salah satunya Masjid Rahmatullah ini.
Bantuan yang diberikan masyarakat Jateng melalui PMI ini disalurkan untuk membangun kembali seperti sekolah, taman kanak-kanak, panti asuhan, madrasah dan masjid. Hingga saat ini seluruh proses pembangunannya sudah selesai dan bisa dimanfaatkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Seperti di Kabupaten Sigi. Di lokasi tersebut ribuan rumah rata dengan tanah, ratusan jiwa melayang dan hingga kini masih banyak jasad yang belum ditemukan akibat likuifaksi yang dipicu guncangan gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter.
Bencana dahsyat tersebut tidak hanya merusak bangunan pribadi, pemerintahan, sarana dan prasarana umum saja, tetapi fasilitas keagamaan seperti masjid sehingga tidak bisa digunakan lagi.
Salah satunya, Masjid Rahmatullah yang berada Kampung Lonja, Desa Sibowi, Kecamatan Tanambulava. Akibatnya masjid yang biasa digunakan ratusan warga untuk melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan dan lainnya tidak bisa lagi digunakan.
Bahkan besarnya guncangan gempa tersebut, kubah masjid ambruk. Tidak hanya itu, menaranya pun hampir roboh dan hingga kini kondisinya masih miring.
Apalagi saat kejadian banyak masyarakat yang hendak melaksanakan ibadah Solat Magrib, tapi Alhamdulillah tidak ada jemaah yang menjadi korban jiwa (meninggal). Diperkirakan kerusakan masjid akibat gempa menjelang Magrib Waktu Indonesia Tengah (WITA) tersebut mencapai 90 persen.
Dampaknya, masjid yang menjadi kebanggaan warga Lonja ini tidak bisa digunakan lagi dan seluruh aktivitas keagamaan baik solat, mengaji dan ibadah lainnya dialihkan ke hunian sementara (huntara).
Kondisi tempat ibadah umat muslim yang memprihatinkan ini menjadi perhatian beberapa lembaga donor dari luar negeri seperti Malaysia. Hanya saja, bantuan yang diberikan terbatas dan hanya bisa memperbaiki sebagian bangunan masjid yang rusak.
Tidak hanya dari Malaysia, lembaga bantuan keagaamaan dari Arab Saudi juga ingin ikut memberikan sumbangsihnya dengan memperbaiki masjid tersebut, tetapi ditolak secara halus karena ada permintaan harus mengubah bentuk masjid.
Akibatnya, masjid itu selama beberapa bulan tidak bisa digunakan untuk melaksanakan solat berjamaah karena warga masih khawatir kondisi bangunannya khususnya dinding banyak yang retak dan bisa saja roboh.
"Masjid ini tidak terpakai sejak pascabencana kurang lebih sekitar satu tahun karena rusak berat dan aktivitas keagamaan warga dilakukan disebelah masjid ini atau sekitar huntara," ujar Imam Masjid Rahmatullah Lonja Jam'an.
PMI Hadir Memberikan Bantuan
Masjid Rahmatullah yang kondisinya porak poranda ternyata mendapatkan perhatian khusus dari tim Palang Merah Indonesia (PMI) yang sedang melakukan assessment di sejumlah titik terdampak gempa di Desa Sibowi.
Saat itu, kebetulan tim dari PMI Pusat sedang meninjau beberapa titik likuifaksi. Tim yang sedang bertugas pun selalu melintasi bangunan masjid ini karena jalur di depannya merupakan jalur utama untuk assessment.
Relawan lembaga kemanusiaan terbesar di Indonesia ini pun penglihatannya tiba-tiba tertuju pada bangunan masjid tersebut yang kondisinya memprihatinkan dan sudah tidak bisa lagi digunakan.
Tim pun langsung mencari pengurus Masjid Rahmatullah dan berbincang-bicang cukup panjang serta menceritakan kedatangannya selain untuk bantuan sarana pendidikan, PMI juga mempunyai program untuk perbaikan tempat ibadah.
Pandangan tim gabungan PMI ini pun cukup terpana dengan puing masjid yang berserakan dan terbayang sebelum terjadinya gempa dahsyat tempat ibadah ini selalu ramai oleh warga seperti aktivitas anak-anak yang belajar mengaji dan solat berjemaah.
Maka dari itu, tim yang melakukan assessment pun langsung membuat draft untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk membangun kembali masjid ini. Setelah berkoordinasi akhirnya PMI sepakat untuk memberikan bantuan dan warga, tokoh agama dan masyarakat pun menyetujuinya.
Adapun bantuan untuk merenovasi masjid tersebut berasal dari PMI Jawa Tengah yang di mana dananya berasal dari donasi warga Jateng untuk membantu korban bencana di Pasigala (Palu, Sigi dan Donggala).
Masyarakat pun antusias dengan kehadiran PMI karena dalam menyalurkan bantuannya lembaga ini tidak meminta embel-embel khusus dan menyerahkan sepenuhnya pembangunan kembali Masjid Rahmatullah ini kepada warga.
"Dalam proses membangun masjid ini warga bersama relawan PMI setiap bergotong royong tanpa pamrih dan memang kami pun memanggil beberapa ahli bangunan untuk memasang ornamen-ornamen khusus yang tidak bisa dilakukan bukan oleh ahlinya. Upah yang diberikan untuk tenaga ahli itupun seikhlasnya dan mereka memang bekerja secara iklhas agar masjidi ini bisa lagi digunakan," ungkap Jam'an.
Sementara, Ketua PMI Kabupaten Sigi Agus Lamakarate mengatakan setelah melakukan berbagai assessment pihaknya mengajukan permohonan bantuan kepada PMI Pusat untuk perbaikan masjid ini. Bahkan, permohonan tersebut pun langsung ditindaklanjuti oleh tim dari PMI Pusat dengan meninjau langsung kondisi masjid Rahmatullah ini yang dananya berasal dari warga Jateng yang dititipkan kepada PMI.
Selama proses pembangunan, pihaknya juga memberikan beberapa masukan khususnya dalam penggunaan bahan baku yang harus ramah gempa. Apalagi Kabupaten Sigi merupakan daerah rawan gempa. Sehingga, bangunan masjid yang sekarang ini berkonsep ramah gempa.
Aktivitas Peribadatan Kembali Normal
Gotong royong antara warga, relawan PMI dan petugas gabungan lainnya yang tanpa kenal lelah akhirnya Masjid Rahmatullah bisa kembali berdiri tegap dan aktivitasnya kembali ramai setelah satu tahun masjid ini tidak bisa digunakan karena rusak parah pascadiguncang gempa.
Warga pun memanfaatkan waktu senggangnya untuk bermuhasabah di dalam masjid seperti membaca Al-Quran, belajar hadis dan melaksanakan kegiatan ibadah lainnya saat menunggu solat lima waktu tiba.
Bahkan, masjid ini setelah dibangun kembali lebih ramai baik oleh anak-anak maupun orang dewasa. Selain itu, udara di dalam masjid pun sangat sejuk meskipun di luar cuaca cukup terik.
Dengan dibangunnya kembali tempat ibadah ini masyarakat mengaku bisa merasakan kembali nikmatnya beribadah dan lebih khusyuk lagi. Tak henti-hentinya marbot, tokoh agama dan masyarakat mengucapkan terima kasih kepada Palang Merah Indonesia yang telah banyak memberikan bantuan.
"Memang masih ada beberapa titik di masjid yang masih butuh sedikit renovasi, tetapi berkat bantuan PMI dengan membangun kembali Masjid Rahmatullah ini kami (warga) bisa kembali dan bertambah khusyuk saat menjalankan ibadah kepada Allah SWT," ucap Jam'an.
Belum lama ini, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meresmikan beberapa bangunan mulai dari sekolah hingga sarana keagamaan di Pasigala salah satunya Masjid Rahmatullah ini.
Bantuan yang diberikan masyarakat Jateng melalui PMI ini disalurkan untuk membangun kembali seperti sekolah, taman kanak-kanak, panti asuhan, madrasah dan masjid. Hingga saat ini seluruh proses pembangunannya sudah selesai dan bisa dimanfaatkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020