Sebanyak tiga warga Jepang yang dipulangkan dari Wuhan, China, dengan pesawat sewaan pemerintah Jepang, Rabu, telah dikonfirmasikan terinfeksi virus corona, demikian laporan penyiaran publik NHK, mengutip kementerian kesehatan.
Dua dari tiga orang itu tidak menunjukkan gejala apa pun, kata kementerian seperti dilansir Reuters.
Mereka telah tiba di Jepang, Rabu.
Sementara itu pada Kamis, sebuah pesawat pengungsi Jepang dari kota Wuhan yang dilanda virus corona tiba di Tokyo, ketika jumlah total kematian yang dikonfirmasi dari patogen yang baru diidentifikasi di China itu naik 38 menjadi 170 orang dan yang terinfeksi juga melonjak.
Otoritas kesehatan China mengatakan ada 7.711 kasus infeksi yang dikonfirmasi pada akhir Rabu, sebagian besar di provinsi Hubei di mana jumlah kematian meningkat 37 menjadi 162.
Infeksi telah dilaporkan di setidaknya 15 negara lain dan, dengan munculnya kasus pertama di Tibet, di setiap provinsi dan wilayah daratan China.
Komite Kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengadakan pertemuan kembali secara tertutup di Jenewa Kamis untuk memutuskan apakah penyebaran cepat virus sekarang merupakan keadaan darurat global.
"Dalam beberapa hari terakhir perkembangan virus, terutama di beberapa negara, terutama penularan dari manusia ke manusia, membuat kami khawatir," Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada konferensi pers pada hari Rabu, menyebut Jerman, Vietnam dan Jepang.
"Meskipun jumlah di luar China masih relatif kecil, mereka memiliki potensi wabah yang jauh lebih besar."
Sebuah penerbangan carter kedua dengan para warga Jepang dari Wuhan, mendarat di Jepang dengan sembilan orang yang menunjukkan gejala demam atau batuk, lapor penyiaran NHK.
Penerbangan pertama mendarat pada hari Rabu dan setidaknya satu lagi diharapkan dalam beberapa hari mendatang.
Amerika Serikat menerbangkan sekitar 200 orang Amerika keluar dari Wuhan, ibukota Hubei di mana sebagian besar kasus terkonsentrasi. Mereka disaring pada saat kedatangan di California. Prancis, Inggris, dan Kanada juga telah melakukan evakuasi.
Efek dari virus tersebut telah sangat membebani perekonomian China, terbesar kedua di dunia, dengan perusahaan-perusahaan yang memotong perjalanan perusahaan dan wisatawan membatalkan perjalanan.
Berbagai maskapai mengurangi penerbangan, mulai dari British Airways dan Lufthansa hingga Air Canada dan American Airlines.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Dua dari tiga orang itu tidak menunjukkan gejala apa pun, kata kementerian seperti dilansir Reuters.
Mereka telah tiba di Jepang, Rabu.
Sementara itu pada Kamis, sebuah pesawat pengungsi Jepang dari kota Wuhan yang dilanda virus corona tiba di Tokyo, ketika jumlah total kematian yang dikonfirmasi dari patogen yang baru diidentifikasi di China itu naik 38 menjadi 170 orang dan yang terinfeksi juga melonjak.
Otoritas kesehatan China mengatakan ada 7.711 kasus infeksi yang dikonfirmasi pada akhir Rabu, sebagian besar di provinsi Hubei di mana jumlah kematian meningkat 37 menjadi 162.
Infeksi telah dilaporkan di setidaknya 15 negara lain dan, dengan munculnya kasus pertama di Tibet, di setiap provinsi dan wilayah daratan China.
Komite Kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengadakan pertemuan kembali secara tertutup di Jenewa Kamis untuk memutuskan apakah penyebaran cepat virus sekarang merupakan keadaan darurat global.
"Dalam beberapa hari terakhir perkembangan virus, terutama di beberapa negara, terutama penularan dari manusia ke manusia, membuat kami khawatir," Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada konferensi pers pada hari Rabu, menyebut Jerman, Vietnam dan Jepang.
"Meskipun jumlah di luar China masih relatif kecil, mereka memiliki potensi wabah yang jauh lebih besar."
Sebuah penerbangan carter kedua dengan para warga Jepang dari Wuhan, mendarat di Jepang dengan sembilan orang yang menunjukkan gejala demam atau batuk, lapor penyiaran NHK.
Penerbangan pertama mendarat pada hari Rabu dan setidaknya satu lagi diharapkan dalam beberapa hari mendatang.
Amerika Serikat menerbangkan sekitar 200 orang Amerika keluar dari Wuhan, ibukota Hubei di mana sebagian besar kasus terkonsentrasi. Mereka disaring pada saat kedatangan di California. Prancis, Inggris, dan Kanada juga telah melakukan evakuasi.
Efek dari virus tersebut telah sangat membebani perekonomian China, terbesar kedua di dunia, dengan perusahaan-perusahaan yang memotong perjalanan perusahaan dan wisatawan membatalkan perjalanan.
Berbagai maskapai mengurangi penerbangan, mulai dari British Airways dan Lufthansa hingga Air Canada dan American Airlines.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020