Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), bangkit dari kerugian sesi sebelumnya, meskipun pasar saham AS naik untuk hari kedua berturut-turut.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari naik tipis 0,60 dolar AS atau 0,04 persen, menjadi 1,570,40 dolar AS per ounce. Emas berjangka turun 7,60 dolar AS atau 0,5 persen menjadi 1.569,80 dolar AS per ounce sehari sebelumnya.

Indeks Dow Jones Industrial Average, S&P 500 dan Komposit Nasdaq semua naik pada perdagangan Rabu (29/1), menghambat momentum kenaikan emas.



Ketika ekuitas membukukan keuntungan, emas biasanya merasakan tekanan di tengah berkurangnya minat terhadap aset-aset safe-haven, karena investor lebih memilih aset-aset berisiko yang memberikan imbal hasil.

Namun, wabah virus corona yang terus menyebar telah mendukung logam mulia, kata analis.

Emas berjangka berubah lebih tinggi selama perdagangan elektronik berikutnya, setelah Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga utama tidak berubah.

Dengan melakukan langkah itu, The Fed mempertahankan sikap "menunggu dan melihat" setelah mengakhiri pertemuan kebijakan moneter pertamanya pada tahun ini.

Baca juga: Rupiah diprediksi menguat seusai The Fed tahan suku bunga

Ketika para pedagang mempertimbangkan dampak potensial dari kasus virus corona terhadap ekonomi global, firma riset Capital Economics memperingatkan agar tidak bereaksi berlebihan pada saat ini.

"Untuk saat ini, kami mengasumsikan bahwa respons lintas kelas aset akan mengikuti pola yang sama seperti yang diamati selama dan setelah epidemi sebelumnya -- bahwa kepanikan awal akan hilang setelah beberapa minggu atau bulan," tulis Capital Economics dalam komentarnya.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 2,9 sen atau 0,17 persen, menjadi ditutup pada 17,487 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan April kehilangan 19,70 dolar AS atau 1,98 persen, menjadi menetap di 975,30 dolar AS per ounce.
 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020