Bogor (Antaranews Bogor) - Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta secara resmi membuka kegiatan Pekan Geospasial Nasional 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Geospasial Indonesia (BIG) dalam rangka memperingati Hari Bumi, di Cibinong, Jawa Barat, Senin.

Dalam kata sambutannya Menristek mengapresiasi upaya BIG yang terus melengkapi dan memperbarui sistem informasi geospasial di Indonesia.

Menurut Menteri, peran BIG sangat penting terutama dalam pemetaan wilayah dan aset milik negara yang menjadi dasar dalam pembangunan bangsa.

"Informasi Geospasial harus terus diperbarui agar peta kewilayahan, peta dasar milik kita terus terbarukan datanya, karena ini penting dalam mensingkronkan pembangunan dari pusat ke daerah," ujar Meristek.

Pekan Geospasial Nasional 2014 ini diselenggarakan selama dua hari dengan acara puncak pada 21 April yang diisi dengan berbagai kegiatan diantaranya peluncuran Ekspedisi Geografi Indonesia (EGI) 2014, penandatanganan MoU antara BIG dengan Kementerian Agama, dan Kepolisian Republik Indonesia.

Pembuatan biopori dan demo "Rapid Mapping" dengan pesawat udara Nir Awak (PUNA), dan Pameran Informasi Geospasial.

Selain dihadiri Menristek Gusti Muhammad Hatta, hadir juga Kapolri. Jenderal Pol Sutarman, Kadiv Humas. Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar, Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol M Irawan, Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama, Abdul Djamin dan masih banyak lainnya.

Kepala Badan Informasi Gespasial, Asep Karsidi mengatakan, Pekan Geospasial Nasional diselenggarakan selain untuk memperingati hari bumi juga sebagai bentuk kepedulian masyarakat BIG akan pentingnya melaksanakan kegiatan pelestarian lingnan dengan memfungsikan informasi geospasial.

"Hal ini sebagai komitmen atas kewajiban para Penyelenggara Informasi Geospasial (IG) untuk menyesuaikan seluruh kegiatan terhadap Undang-Undang IG," ujar Asep.

Asep menjelaskan, geospasial merupakan ruang kebumian, sebagai tempat berpijak dan beraktifitas seluruh makhluk hidup di dunia.

Sehingga, pemanfaatan informasi geospasial untuk pelestarian lingkungan pada hakekatnya merupakan upaya pengelolaan lingkungan dengan memanfaatkan informasi kebumian untuk mengembalikan fungsi bumi sebagai tempat berpijak seluruh makhluk hidup.

"Pekan Geospasial Nasional ini dicanangkan untuk meningkatkan kesadaran kita terhadap penyelamatan bumi dari kerusakan lingkungan. Ketesediaan informasi geospasial yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan sangat diperlukan untuk mendukung upaya pelestarian," ujar Asep.



Penghargaan



Dalam Pekan Geospasial Nasional 2014 mengangkat tema "Selamatkan Bumi dan Informasi Geospasial" juga diisi dengan rangkaian kegiatan pemberian penghargaan Spatial Data dengan kategori Pembangunan Simpul Jaringan.

Penghargaan ini diberikan kepada tiga badan pemerintahan yang telah masuk dalam Simpul Jaringan Informasi Geospasial yakni Kementerian Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Badan Penanggulangan Bencana Nasional.

Sedangkan untuk kategori simpul jaringan tingkat provinsi diberikan kepada DI Yogyakarta, Jawa Barat dan Sumatera Selatan.

Untuk kabupaten kota penerima penghargaan Simpul Jaringan yakni, Kota Makasar, Kabupaten Bantul, Kota Samarinda, Kabupaten Sumbawa, Kota Tanggerang, dan Kota Banda Aceh.

Tampil memperoleh penghargaan Bumandala Simpul Jaringan yakni Kemenhut, Provinsi Jawa Barat.

Asep menyebutkan penghargaan ini diberikan untuk mendorong daerah lain agar dapat masuk bergabung menjadi daerah yang memanfaatkan data geospasial dari BIG. Karena hingga kini baru ada 26 lembaga dan pemerintah daerah yang masuk dalam simpul jaringan tersebut.

Kepala BIG Asep Sarkidi menambahkan, penandatanganan MOU dengan Polri dan Kementerian Agama dan institusi pemerintah lainnya agar pembangunan informasi geospasial dapat dimplementasikan. Ia berharap kepada seluruh pemangku kepentingan bahwa dalam pembangunan informasi geospasial harus merujuk pada informasi geospasial dasar yang ditentukan.

Secara terpisah Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil menjelaskan bahwa BIG adalah pemegang otoritas menyediakan peta geografis Indonesia yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh Kementerian/Lembaga, dan selanjutnya diintegrasikan dengan data kementerian/lembaga tersebut.

Ia berharap melalui MOU itu Kemenag dapat memanfaatkannya untuk membuat peta geografis tentang data tematik. Misalnya sebagai sebaran umat beragama di seluruh Indonesia, data untuk pendidikan agama dan keagamaan dan data geografis lain yang bisa diakses publik.

Data tersebut tidak hanya mencakup aspek data angka, tetapi juga bisa diketahui titik koordinatnya. Misalnya lokasi madrasah, masjid, dan lainnya. Data yang tersedia di sistem informasi geospasial dapat dimanfaatkan kementerian Agama menjadi salah satu pertimbangan pengambilan kebijakan.

"informasi geospasial ini bisa menjadi salah satu intrumen pertimbangan pengambilan kebijkan bagi Kemenag," ujar Djamil.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014