Pekalongan (Antaranews Bogor) - Sejumlah petani di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, mengeluhkan serangan hama tikus di areal sawah mereka sejak dua tahun terakhir.

Keluhan ini disampaikan oleh para petani di Kwasen, Kecamatan Kesesi dalam dialog pendampingan petani padi dan hortikultura yang diselenggarakan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Senin.

"Saya punya lahan 25 hektar, ini lahan kelompok tani. Keluhan yang kita alami adalah serengan hama tikus yang sudah mulai meresahkan petani," ujar Abdul Karim salah satu petani.

Selain hama tikus, sejumlah hama perusak padi juga menyerang sawah para petani seperti wereng dan hama baru yang menyerang batang padi yakni blast.

Koordinator penyuluh Kabupaten Pekalongan, Ruspadi membenarkan hal tersebut. Sejak dua hingga tiga tahun terakhir hama tikus telah menurunkan produksi padi di wilayah tersebut.

"Sudah dua sampai tiga tahun kita tidak bisa panen maksimal, masyarakat mengeluh, karena panen terus gagal," ujar Ruspadi

Ruspadi menjelaskan, salah satu desa yang gagal panen seperti Desa Kwasen. Rata-rata produksi padi 6-7 ton per hektar per setiap panen. Namun sejak hama tikus menyerang produksi menjadi 3 hingga 4 ton per hektar.

Untuk mengatasi hama tikus, petani di Desa Kwasen telah melakukan upaya dengan membudidaya Burung Hantu (Tyton Alba) salah satu jenis burung hantu yang khusus memakan tikus.

"Pertama kali burung hantu didatangi oleh Kepala Desa Sarwo Gangso, yang membawa sepasang. Lalu dikarantina selama dua bulan untuk selanjutnya di lepaskan di persawahan," ujarnya.

Dari dua pasang burung hantu, warga juga mendapat bantuan 20 pasang burung hantu dari Pemerintah Kabupaten Pekalongan melalui Badan Ketahanan Pangan dan Peyuluhan.

"Kini sudah ada 60 ekor burung hantu dari hasil pengembangbiakan selama satu tahun," ujarnya.

Menurut Ruspadi, sejak diterapkan pemberantasan hama tikus dengan burung hantu, produksi pertanian sudah mulai membaik di wilayah Desa Kwasen, Kecamatan Kesesi. Rencananya akan dikembangkan ke wilayah lain yang ada di Pekalongan.

Kasubdi Pertanian Bapeda Kabupaten Pekalongan, Irma Damayanti menyebutkan program pendampingan petani padi dan hortikultura merupakan kerja sama daerah dengan IPB.

"Kerja sama ini telah berjalan selama empat tahun, dan untuk pendampingan sudah tahun keempat dilakukan," ujarnya.

Menurut Irma, pendampingan tersebut sangat bermanfaat bagi petani yang selama ini masih dibingungkan dengan permasalahan pertanian seperti hama dan teknologi pertania.

"Karena sektor pertanian di Pekalongan sangat potensial penyubang kedua pendapatan perkapita daerah setelah sektor pengolahan," ujarnya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014