Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Kesatuan Kota Bogor membuka empat program studi baru sekaligus melakukan re-branding dengan mengubah nama perguruan tinggi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kesatuan menjadi IBI Kesatuan guna menghadapi perkembangan zaman.
"Penambahan empat program studi baru sekaligus penggantian nama lembaga ini, tujuannya untuk menguatkan dan lebih mempopulerkan keberadaan kampus IBI Kesatuan," kata Rektor IBI Kesatuan, Iryadi, di Kampus IBI Kesatuan, Kota Bogor, Kamis.
Baca juga: IPB gandeng STIE Kesatuan kembangkan pendidikan bisnis
Iryadi mengatakan hal itu usai kegiatan seminar "Revolusi 4.0 Tantangan dan Peluang Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Era Industri Digital" sekaligus launching empat program studi baru dan pengubahan nama kampus.
Hadir pada kesempatan tersebut antara lain, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Soedibjo, Direktur Utama TVRI Helmy Yahaya, serta mantan Ketua BPK RI Moermahanto Djanegara yang menjadi guru besar Akutansi di IBI Kesatuan.
Empat program studi baru di IBI Kesatuan adalah Pariwisata, Kewirausahaan, Sitem Informasi, dan Teknologi Informasi. "Dengan adanya empat program studi baru ini, IBI Kesatuan kini memiliki enam program studi. Sebelumnya, sudah ada program studi Akuntansi dan Manajemen," katanya.
Baca juga: Defia Rosmaniar kembali ke kampus disambut sukacita
Menurut Iryadi, sebagai institusi perguruan tinggi, perubahan nama dari STIE Kesatuan menjadi IBI Kesatuan dilakukan mulai 23 Agustus 2018. "Untuk empat program studi baru ini kami telah memiliki mahasiswa angkatan pertama yang jumlahnya lebih dari 100 orang," katanya.
Secara keseluruhan, jumlah mahasiswa IBI Kesatuan, menurut dia, ada sekitar 4.000 mahasiswa. "Penambahan empat program studi sekaligus pengubahan nama lembaga ini, menjadi anugerah sekaligus tantangan," katanya.
Ditanya, rencana kerja jangka penjang, Iryadi mengatakan, IBI Kesatuan akan mengikuti perkembangan zaman, di mana Indonesia saat ini mulai memasuki era industri 4.0. "IBI Kesatuan juga siap mengikuti perkembangan era industri 4.0," katanya.
Menurut dia, persiapan tersebut dilakukan dengan membuka praktik-praktik yang sangat kritis terhadap lingkungan. "Kta akan bangun laboratorium untuk praktik bagi mahasiswa sehingga memiliki kemampuan dalam menghadapi tantangan zaman ke depan dengan ilmu berbasis teknologi," katanya.
Iryadi juga menegaskan, bahwa IBI Kesatuan akan membuka kelas jarak jauh, yang persiapannya akan dilakukan secara bertahap.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Penambahan empat program studi baru sekaligus penggantian nama lembaga ini, tujuannya untuk menguatkan dan lebih mempopulerkan keberadaan kampus IBI Kesatuan," kata Rektor IBI Kesatuan, Iryadi, di Kampus IBI Kesatuan, Kota Bogor, Kamis.
Baca juga: IPB gandeng STIE Kesatuan kembangkan pendidikan bisnis
Iryadi mengatakan hal itu usai kegiatan seminar "Revolusi 4.0 Tantangan dan Peluang Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Era Industri Digital" sekaligus launching empat program studi baru dan pengubahan nama kampus.
Hadir pada kesempatan tersebut antara lain, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Soedibjo, Direktur Utama TVRI Helmy Yahaya, serta mantan Ketua BPK RI Moermahanto Djanegara yang menjadi guru besar Akutansi di IBI Kesatuan.
Empat program studi baru di IBI Kesatuan adalah Pariwisata, Kewirausahaan, Sitem Informasi, dan Teknologi Informasi. "Dengan adanya empat program studi baru ini, IBI Kesatuan kini memiliki enam program studi. Sebelumnya, sudah ada program studi Akuntansi dan Manajemen," katanya.
Baca juga: Defia Rosmaniar kembali ke kampus disambut sukacita
Menurut Iryadi, sebagai institusi perguruan tinggi, perubahan nama dari STIE Kesatuan menjadi IBI Kesatuan dilakukan mulai 23 Agustus 2018. "Untuk empat program studi baru ini kami telah memiliki mahasiswa angkatan pertama yang jumlahnya lebih dari 100 orang," katanya.
Secara keseluruhan, jumlah mahasiswa IBI Kesatuan, menurut dia, ada sekitar 4.000 mahasiswa. "Penambahan empat program studi sekaligus pengubahan nama lembaga ini, menjadi anugerah sekaligus tantangan," katanya.
Ditanya, rencana kerja jangka penjang, Iryadi mengatakan, IBI Kesatuan akan mengikuti perkembangan zaman, di mana Indonesia saat ini mulai memasuki era industri 4.0. "IBI Kesatuan juga siap mengikuti perkembangan era industri 4.0," katanya.
Menurut dia, persiapan tersebut dilakukan dengan membuka praktik-praktik yang sangat kritis terhadap lingkungan. "Kta akan bangun laboratorium untuk praktik bagi mahasiswa sehingga memiliki kemampuan dalam menghadapi tantangan zaman ke depan dengan ilmu berbasis teknologi," katanya.
Iryadi juga menegaskan, bahwa IBI Kesatuan akan membuka kelas jarak jauh, yang persiapannya akan dilakukan secara bertahap.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019