Kabar mengenai penularan Hepatitis A di Sekolah Dasar Percobaan Negeri (SDPN) 252 Setiabudi, Kota Bandung, membuat sebagian siswa tidak masuk sekolah karena khawatir tertular virus yang menyebabkan peradangan hati tersebut.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SDPN 252 Setiabudi, Suparman, mengatakan bahwa para orang tua siswa khawatir anak mereka tertular virus Hepatitis A setelah melihat data 54 siswa sakit yang beredar di grup-grup percakapan WhatsApp.
"Yang namanya orang tua mungkin khawatir anaknya sakit. Padahal enggak semua anak di dalam data itu sakit Hepatitis, memang ada beberapa yang terjangkit berdasarkan visum puskesmas," kata Suparman di SDPN 252 Setiabudi, Jalan Sarirasa, Kota Bandung, Rabu.
Baca juga: PMI gencarkan lakukan edukasi kesehatan cegah mewabahnya Hepatitis A
Ia mengatakan, data mengenai siswa yang sakit pada Senin (9/12) merupakan data umum yang tidak mencakup keterangan spesifik mengenai jenis gangguan atau penyakit yang diderita.
"Jadi yang sakit apapun ikut ditulis di situ, sakit demam, sakit flu, dan yang lainnya. Akibatnya datanya mencampur," kata dia.
Baca juga: Hepatitis A jangkiti guru dan siswa SMPN 20 Depok terus dipantau Dinas Kesehatan
Data tersebut beredar di grup WhatsApp orang tua siswa dan menimbulkan kekhawatiran. Akibatnya, menurut Suparman, separuh lebih dari total 550 siswa SDPN 252 Setiabudi tidak masuk sekolah pada Selasa (10/12).
Namun sekolah tetap menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.
"Sekolah tidak berwenang tiba-tiba mengubah hari jadi libur," kata Suparman, menambahkan bahwa pada Selasa (10/12) yang sekolah hanya anak-anak yang ikut ulangan susulan.
Baca juga: Hepatitis A, Dinkes ambil serum darah siswa dan guru SMPN 20 Depok
Kejadian itu membuat Dinas Kesehatan Kota Bandung melakukan pengecekan ke SDPN 252 Setiabudi untuk mengetahui apakah memang ada penularan Hepatitis A di kalangan murid sekolah tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SDPN 252 Setiabudi, Suparman, mengatakan bahwa para orang tua siswa khawatir anak mereka tertular virus Hepatitis A setelah melihat data 54 siswa sakit yang beredar di grup-grup percakapan WhatsApp.
"Yang namanya orang tua mungkin khawatir anaknya sakit. Padahal enggak semua anak di dalam data itu sakit Hepatitis, memang ada beberapa yang terjangkit berdasarkan visum puskesmas," kata Suparman di SDPN 252 Setiabudi, Jalan Sarirasa, Kota Bandung, Rabu.
Baca juga: PMI gencarkan lakukan edukasi kesehatan cegah mewabahnya Hepatitis A
Ia mengatakan, data mengenai siswa yang sakit pada Senin (9/12) merupakan data umum yang tidak mencakup keterangan spesifik mengenai jenis gangguan atau penyakit yang diderita.
"Jadi yang sakit apapun ikut ditulis di situ, sakit demam, sakit flu, dan yang lainnya. Akibatnya datanya mencampur," kata dia.
Baca juga: Hepatitis A jangkiti guru dan siswa SMPN 20 Depok terus dipantau Dinas Kesehatan
Data tersebut beredar di grup WhatsApp orang tua siswa dan menimbulkan kekhawatiran. Akibatnya, menurut Suparman, separuh lebih dari total 550 siswa SDPN 252 Setiabudi tidak masuk sekolah pada Selasa (10/12).
Namun sekolah tetap menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.
"Sekolah tidak berwenang tiba-tiba mengubah hari jadi libur," kata Suparman, menambahkan bahwa pada Selasa (10/12) yang sekolah hanya anak-anak yang ikut ulangan susulan.
Baca juga: Hepatitis A, Dinkes ambil serum darah siswa dan guru SMPN 20 Depok
Kejadian itu membuat Dinas Kesehatan Kota Bandung melakukan pengecekan ke SDPN 252 Setiabudi untuk mengetahui apakah memang ada penularan Hepatitis A di kalangan murid sekolah tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019