Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Selasa meminta Mesir agar menghormati kebebasan pers, sehari setelah pasukan keamanan Mesir menggeledah kantor berita independen Mada Masr dan menahan sesaat tiga stafnya.

"Sebagai bagian dari kemitraan strategis jangka panjang kami dengan Mesir, kami terus meningkatkan kepentingan fundamental menghargai hak asasi manusia, kebebasan universal, dan kebutuhan untuk masyarakat sipil yang kuat," kata Pompeo saat konferensi pers.

Pegiat HAM mengatakan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengawasi tindakan keras yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kebebasan di Mesir sejak dirinya dilantik pada 2014. Sisi dan para pendukungnya menyebutkan langkah-langkah itu diperlukan untuk menjaga Mesir agar tetap stabil dan untuk melawan ancaman dari para milisi.

Baca juga: Akademisi menilai lemahnya media dan pendidikan sumbang pemikiran radikal

Mada Masr merupakan salah satu outlet berita independen terbaru yang mempublikasi berita-berita bernada kritikan pedas setelah beberapa tahun pengendalian ketat terhadap media dan penangkapan wartawan serta bloger. Situsnya, yang memuat berita dalam bahasa Arab dan Inggris, diblokir di Mesir.

Pada Minggu Mada Masr menyebutkan pasukan keamanan Mesir menggeledah kantornya dan menahan sesaat tiga staf mereka, termasuk editor seniornya, dan menyita sejumlah laptop dan ponsel milik mereka. Ketiga staf itu kemudian dibebaskan dari kantor polisi setempat, katanya.

Baca juga: Sebanyak 10 pemred media arus utama Indonesia kunjungi Xinjiang

Oktober lalu kantor HAM PBB meminta Mesir membebaskan seorang bloger ternama, pengacara dan seorang wartawan, yang semuanya dikatakan telah dianiaya selama penahanan.

Mereka adalah segelintir dari ribuan orang, yang menurut aktivis telah ditangkap menyusul aksi protes terhadap Sisi di Kairo dan di sejumlah kota lainnya pada September.

Sumber: Reuters.

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019