Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S. Dewa Broto mengatakan institusinya menginginkan lebih bersinergi dengan PSSI.

"Kami ingin bersinergi dengan baik dengan PSSI. Karena salah satu KPI (Key Performance Indicator) sukses-tidaknya menpora adalah sepak bola," kata Gatot setelah menghadiri upacara penutupan Kejuaraan Sepak Bola Pelajar Asia/Asian Schools Football Championship 2019 di Stadion Batakan, Balikpapan, Sabtu.

Menurut Gatot, PSSI masih berutang satu hal kepada Kemenpora, yakni memaparkan peta jalan pembinaan sepak bola usia dini kepada institusinya.

Gatot mengingatkan bahwa PSSI semestinya berterima kasih kepada Kemenpora, karena dari Sekolah Khusus Olahraga (SKO) dan Pusat Pendidikan Pelatihan Pelajar (PPLP) yang dikelola institusinya, telah banyak lahir pesepak bola-pesepak bola berbakat yang diandalkan untuk membela tim nasional berbagai kelompok umur.

Dalam kunjungannya ke Stadion Batakan itu, Gatot juga mengungkapkan rasa bersyukur karena institusinya dapat menyelenggarakan ajang sebesar itu di stadion modern tersebut.

"Ini merupakan kebanggaan bagi kami di kemenpora, karena tidak semata-mata menyelenggarakan acara di Jawa, tapi juga di luar jawa. Bahkan gak tanggung-tanggung di Batakan sekalian," tuturnya.

Ia juga mengaku kagum dengan animo masyarakat Balikpapan dalam menyaksikan pertandingan-pertandingan kejuaraan itu. Sejak fase grup, Stadion Batakan selalu disesaki para penonton. Bahkan saat menghadapi tim pelajar Malaysia di semifinal, tribun atas stadion itu dibuka sehingga diperkirakan terdapat 40.000 penonton yang menyaksikan laga tersebut secara langsung.

"Seperti yang dilaporkan Walikota Balikpapan, ini adalah pemecahan rekor pertama kali meski namanya turnamen pelajar Asia, tapi yang hadir di semifinalnya luar biasa," ujarnya.

Terkait pertandingan tim pelajar Indonesia melawan Malaysia pada semifinal, Gatot mengakui keadaan sempat sedikit kurang terkendali karena para penonton tersulut emosinya akibat tim Indonesia kalah.

Pada laga itu, saat wasit mengeluarkan keputusan-keputusan yang dianggap merugikan tim pelajar Indonesia, sejumlah penonton melempar botol air mineral ke lapangan.

Tetapi ia menilai situasi ricuh sesaat tersebut masih dapat dikendalikan.

"Tadi saya ketemu seorang official Malaysia, mereka mengatakan itu hal-hal yang normal. Tidak sampai misalnya penganiayaan, atau sampai menimbulkan luka," ucap Gatot.
 

Pewarta: A Rauf Andar Adipati

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019