Youngor Group, perusahaan produsen pakaian asal China yang telah berdiri selama 40 tahun, berminat untuk memperluas bisnisnya dengan membuka pabrik di Asia Tenggara, salah satunya di Indonesia.

"Kami sedang membuat rencana masa depan untuk memasuki pasar di Asia Tenggara. Kami sedang mempertimbangkan untuk membangun pabrik di Indonesia, Malaysia, dan Thailand," kata Deputi Manajer Youngor Group, Gaogang Hu, di kota Ningbo, provinsi Zhejiang, China pada Rabu malam.

Hu menyebutkan bahwa walau pun telah lama berdiri dan berbisnis, Youngor saat ini tidak mempunyai cabang perusahaan maupun pabrik di luar negeri. Sebelumnya, perusahaan tersebut pernah membuka pabrik di Filipina yang kemudian ditutup karena beberapa alasan.

Namun, perusahaan garmen China itu terus bekerjasama dengan beberapa mitra lokal di beberapa negara, seperti Srilanka dan Romania.

"Kami sejauh ini hanya bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan pakaian lain di luar negeri. Saat ini produk kami lebih banyak dipasarkan secara domestik (di China)," ujar dia.

Baca juga: Trump mendesak perusahaan-perusahaan AS cabut dari China

Youngor sejauh ini banyak menjual produk pakaiannya di bawah merk lain, seperti Hart Schaffner Marx -- suatu merk pakaian pria yang ternama di Amerika, dan perusahaan itu mendapatkan hak untuk memproduksi pakaian menggunakan merk tersebut untuk pasar China, Hong Kong, dan Makau.

Untuk itu, Youngor memiliki visi utama dan terus berupaya untuk membangun merk ternama bagi produk-produk pakaiannya.

Perusahaan produsen pakaian tersebut juga telah membangun kemitraan strategis dengan lima perusahaan penyedia bahan pakaian kelas internasional, yakni Zegna, Loro Piana, Cerruti 1881, Alumno dan Albini. Selain itu, Youngor mengajak kelima perusahaan tersebut bekerjasama untuk membangun bisnis fesyen bersama dengan satu merk "Mayor".

Selanjutnya, Youngor juga berupaya untuk memperluas bisnisnya ke pasar lain, terutama ke kawasan Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.

Baca juga: Indonesia-China tandatangani 23 MoU

Menurut Hu, pasar Asia Tenggara akan menjadi suatu pasar baru bagi perusahaan tersebut dan merupakan pasar yang sangat berbeda dengan pasar China.

"Jika kami ingin membuka pasar di sana (Asia Tenggara), kami harus menemukan mitra lokal yang sangat sesuai dengan bisnis kami," ucapnya.

Selain itu, lanjut dia, perusahaannya juga perlu mempelajari desain pakaian yang cocok untuk konsumen di pasar Asia Tenggara.

"Jadi, kami bisa bekerjasama dengan mitra lokal untuk memasuki pasar Asia Tenggara, tetapi kami juga harus bekerjasama dengan mitra kami di sektor desain produk," kata Hu menjelaskan.

Baca juga: Alibaba Jadi Sponsor Utama Olimpiade

Youngor Group adalah perusahaan produsen pakaian asal China yang didirikan pada 1979. Total aset Youngor hingga akhir tahun 2017 mencapai 83,1 miliar yuan (sekitar 11,85 miliar dolar AS) dan hasil penjualan perusahaan itu mencapai 66,5 miliar yuan (sekitar 9,48 miliar dolar AS).

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019