Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan fokus menertibkan kendaraan berat Over Dimension Over Loading (ODOL) di ruas tol terutama Tol Jakarta-Cikampek (Japek) guna mewujudkan 'Zero ODOL 2020'.

Penertiban ODOL ini dilakukan menyusul tingginya angka kecelakaan yang terjadi di ruas Tol Japek dan Tol Cipularang. Kendaraan berat ODOL disebut-sebut menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan.

 Dalam penertiban ODOL Kemenhub bekerjasama dengan Korlantas Polri, Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) serta Kementerian PUPR.

Baca juga: Tol Japek elevated bakal diopersionalkan secara fungsional saat libur Natal-Tahun Baru

Kadenwal PJR Korlantas Polri, Kombes Pol Bambang Sentot di Bekasi, Rabu mengatakan dalam mewujudkan hal tersebut pihaknya berencana menerapkan Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE).

Program ETLE sendiri telah diberlakukan oleh Polda Metro Jaya di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan dimana dalam sistem itu para pelanggar lalu lintas secara otomatis dapat terdeteksi dengan tangkapan layar.

"Jadi sistem ini nantinya bisa mendeteksi para pelanggar baik kendaraan berat maupun kendaraan pribadi. Contohnya kalau tidak pakai seat belt, kecepatan kendaraan, main handphone saat berkendara," kata Bambang di sela acara sosialisasi menuju zero ODOL Jalan Tol 2020 di Rest Area Km 39A, Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Rabu (20/11).

Baca juga: Tol Japek II dipastikan siap beroperasi akhir Desember 2019

Anggota BPJT Kementerian PUPR, Agita Widjajanto mengatakan untuk mewujudkan konsep penegakan hukum yang total terutama dalam menyelesaikan isu ODOL di jalan tol adalah terciptanya kerja sama dan kolaborasi yang baik seluruh pihak yang terlibat seperti BPJT, Ditjen Hubdat, Polantas hingga Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) untuk berkomitmen menuju zero ODOL di jalan tol.

"Untuk penerapan ETLE di jalan tol ke depannya, para pihak akan mengintegrasikan smart camera yang ada di jalan tol untuk dapat ditempatkan di beberapa titik yang berfungsi menangkap data plat nomor kendaraan, kecepatan kendaraan hingga beban kendaraan yang melanggar ketertiban berlalu lintas," ungkapnya.

Direktur Operasi Jasa Marga, Subakti Syukur menyampaikan di jalan tol Jasa Marga saat ini telah terpasang 22 smart camera yang tersebar di Jalan Tol Jabotabek dan Jalan Tol Trans Jawa.

"22 smart camera ini akan menangkap data yang terintegrasi dengan sistem penegakan hukum yang dikelola oleh kepolisian. Kami dukung penerapan ETLE di jalan tol karena salah satu yang menjadi fokus kami adalah pengguna jalan berkesalamatan yang dapat memenuhi tata tertib lalu lintas," katanya.

Baca juga: Ini dia, Delapan titik Tol Jabodetabek dipasang kamera tilang elektronik

Sebagaimana diketahui kecelakaan dalam tol yang terjadi saat ini adalah imbas dari kendaraan yang mengalami over load dan over dimensi. Lebih dari 50 persen angka kecelakaan diakibatkan karena kendaraan yang over load dan over dimensi.

Edukasi terhadap pengguna jalan tol ini dilakukan secara persuasif namun juga inisiatif agar kegiatan tetap terukur dengan benar. Berdasarkan data, kecelakaan lalu lintas dalam tol selama ini 86 persen akibat kelalaian pengemudi, 14 persen karena faktor kendaraan dan satu persen faktor lingkungan atau infrastruktur jalan.(KR-PRA).
 

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019