Bogor, 30/1 (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Bogor, Jawa Barat, rencananya hari ini akan melakukan pemusnahan unggas milik warga di Kampung Kayu Manis RT03/RW 01 Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Bogor, Robert Hasibuan menyebutkan, rencana pemusnahan unggas tersebut dilakukan guna mengantisipasi penyebaran virus H5N1 terhadap manusia.

"Ini sebagai langkah antisipasi, agar penyebaran virus tidak mengenai warga. Jadi semua unggas yang ada harus dimusnahkan," kata Robert, di Bogor, Senin.

Keputusan untuk memusnahkan unggas-unggas milik warga RT 03 telah dibicarakan dalam pertemuan antara warga dan pihak dinas yang dilakukan pada Sabtu (28/1) kemarin dan Musrembang kelurahan yang dilaksanakan Minggu (29/1).

Langkah antisipasi ini harus dilakukan mengingat salah satu dari 32 ayam yang mati secara mendadak dinyatakan positif flu burung (H5N1) setelah dilakukan "rapid tes" atau tes cepat oleh Dinas Pertanian melalui seksi kesehatan masyarakat veteriner.

"Dari hasil tes cepat. Salah satu ayam yang mati disini dinyatakan positif flu burung. Tapi, kita masih memerlukan uji laboratoriun untuk memastikan lebih kongkring," kata Robert.

Uji laboratorium dilakukan guna memastikan penyebab kematian ayam apakah karena flu burung. Karena di musim hujan banyak penyakit yang berdampak pada kematian ayam secara mendadak salah satunya Tetelo.

Sembari menunggu hasil uji laboratorium, lanjut Robert, perlu dilakukan upaya pencehagan dini agar virus tidak menyebar kepada manusia.

Selain memusnahkan ayam, upaya lain yang dilakukan pihaknya adalah melakukan penyemprotan desinfektan ke seluruh kandang unggas di wilayah tersebut.

"Upaya lainnya melakukan vanksinasi terhadap hewan, tapi bulan ini tidak bisa dilakukan mengingat cuaca kurang cocok. Harusnya dilakukan saat musim panas," katanya.

Selain memusnahkan unggas, warga juga diminta memusnahkan kandang dan seluruh peralatan yang terkontaminasi dengan unggas tersebut.

Rencana pemusnahan tersebut mendapatkan respon penolakan dari warga. Warga merasa berat untuk memusnahkan unggas-unggas milik mereka yang sudah dipelihara bertahun-tahun.

"Ini yang masih menjadi kendala, warga menyayangkan bila unggas-unggas mereka yang masih hidup harus dimusnahkan," kata Ketua RT 03 Anwar.

Menurut Anwar, warga mengharapkan adanya kompensasi terhadap unggas-unggas warga yang dimusnahkan. Mengingat unggas-unggas tersebut juga menjadi sumber kehidupan untuk warga.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, sedikitnya 32 ekor ayam milik warga RT 03 mati secara mendadak. Kematian ayam terjadi mulai terjadi sejak Kamis (19/1) dan hampir setiap hari ada ayam yang mati, hingga hari ini tercatat sudah mencapai 37 ekor.

Kematian ayam tersebut membuat kahwatir warga, apalagi setelah dinyatakan salah satu ayam mati karena flu burung.

 Laily R

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012