Sekitar tiga hertare kawasan konservasi Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (BTNGHS) yang berada d Blok Legok Ipong Pasir Malang, Kampung Cihandeulem, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terbakar.

"Kami (relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Sukabumi bersama petugas dari BTNHGS, Pemadam Kebakaran  Kabupaten Sukabumi, Koramil dan Polsek Cidahu dan potensi SAR lainnya sudah ke lokasi dan berhasil memadamkan api yang membakar lahan kawasan konservasi itu sejak Kamis, (7/11)," kata Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Cidahu BPBD Kabupaten Sukabumi Jujun Juaeni di Sukabumi, Jumat.

Baca juga: Kebakaran hutan dan lahan meluas, BPBD Sukabumi siagakan personel

Menurutnya, meskipun api sudah berhasil dipadamkan sejak Kamis malam tetapi, kepulan asap muncul dan kebakaran kembali terjadi tepatnya di Kampung Legoknyenang. Hingga saat ini petugas gabungan masih berada di lokasi tepatnya di Desa/Kecamatan Cidahu.

Kuat dugaan kebakaran kawasan konservasi ini akibat puntung rokok yang masih menyala yang dibuang orang tidak dikenal yang sedang mencari ranting atau kayu bakar.

Baca juga: Kebakaran landa hutan pinus milik Perhutani di Kampung Cigadog Sukabumi

Dia mengatakan beratnya medan dan sulitnya petugas serta peralatan pemadam kebakaran menembus lokasi sehingga, membutuhkan waktu sekitar empat jam untuk memadamkan. Tapi diduga masih ada titik bara yang masih menyala menyebabkan api kembali menyala.

"Petugas gabungan saat ini terus berupaya memadamkan api yang kembali muncul dan jika melihat kondisi cuaca yang seperti in cukup terik dan kering luas lahan yang terbakar akan bertambah," ujarnya.

Baca juga: Kebakaran melanda lahan kosong di area pertambangan Sukabumi

Jujun mengatakan api yang masih menyala ada di dua titik dan untuk menuju lokasi sangat sulit dijangkau. Petugas pun saat ini masih mencoba menuju titik api untuk memadamkan.

Selain itu, kendaraan pemadam kebakaran milik BTNGHS yang sudah disiapkan untuk memadamkan api masih bertahan di bawah gunung yang disebabkan tidak bisa masuk karena, untuk menuju lokasi hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki.

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019