Bupati Bogor, Jawa Barat, Ade Yasin membeberkan tiga catatan setelah melakukan pemantauan secara langsung uji coba sistem kanalisasi 2-1 Jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Minggu (27/10), sebagai pengganti sistem buka tutup atau satu arah (one way).

"Ada beberapa catatan selama pemantauan berlangsung. Insya Allah beberapa catatan-catatan ini akan segera dicarikan solusinya bersama," ujar Ade Yasin kepada Antara di Cibinong, Bogor, melalui keterangan tertulisnya, Senin.

Catatan pertama yaitu mengenai adanya kepadatan kendaraan di beberapa titik karena adanya penyempitan jalan atau bottleneck.

Baca juga: Sistem 2-1 yang diujicobakan di jalur Puncak untuk cari solusi lebih baik

Ade Yasin menyebutkan, kepadatan kendaraan terjadi di titik langganan macet seperti Pasar Cisarua, Simpang Taman Safari (TSI), Tanjakan Selarong dan Simpang Megamendung.

Catatannya yang kedua yaitu belum tersedianya cerukan angkot. Pada hari pertama uji coba kanalisasi 2-1, tak sedikit angkot berhenti di jalan ketika menunggu penumpang naik, sehingga membuat laju kendaraan lainnya tersendat.

"Angkot berhenti di jalan ketika menunggu penumpang naik, membuat stuck kendaraan-kendaraan di belakangnya," kata Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.

Baca juga: Minggu depan kembali akan dilakukan uji coba sistem 2-1 di jalur Puncak

Catatannya yang terakhir, arus lalu lintas terganggu para pengendara yang memberhentikan mobilnya saat belanja di pedagang kaki lima (PKL) karena terdapat beberapa titik PKL yang tersebar Jalur Puncak.

"Khusus untuk masalah PKL, akan ada relokasi PKL ke tempat istirahat  yang saat ini masih dalam tahap pembangunan," tuturnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat bersama Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mulai mengujicobakan sistem kanalisasi 2-1 sebagai pengganti sistem buka tutup di Jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Minggu (27/10).

"Uji coba akan kembali dilakukan setelah selesai evaluasi dari pemberlakuan kanalisasi 2-1 hari Minggu 27 Oktober," ujar Ade Yasin.

Baca juga: Ade Yasin berharap sistem 2-1 dapat atasi kemacetan di jalur Puncak

Bupati yang belum genap setahun memimpin Kabupaten Bogor itu menyebutkan bahwa sistem itu merupakan bagian dari program 'Save Puncak', yakni membagi arus lalu lintas Jalur Puncak menjadi tiga lajur. Dua lajur ke arah yang sama, dan satu lajur ke arah sebaliknya sesuai dengan ketentuan waktu yang berlaku

"Tujuannya, mencari alternatif (jangka pendek) penataan lalulintas Jalur Puncak dengan memberi ruang aksesibilitas dua arah pada akhir pekan atau musim liburan," terangnya.

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019