Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat mengadakan kegiatan Lokalatih "Humanitarian Diplomacy" untuk pengurangan risiko bencana (PRB) yang digelar selama lima hari di Bandung, Jawa Barat.

"Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan sumber daya manusia PMI dalam melaksanakan diplomasi, advokasi, negosiasi dan lobi dalam beberapa program kemanusiaan," kata Kasubdiv PRB PMI Pusat Teguh Wibowo melalui sambungan telepon, Minggu.

Baca juga: PMI Kota Sukabumi manfaatkan radio sosialisasikan pengurangan risiko bencana

Menurutnya, pengetahuan dan keterampilan di bidang diplomasi kemanusiaan ini dinilai penting dilakukan PMI terlebih dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat dan mempengaruhi pemangku kebijakan seperti pemerintah dalam mendukung beberapa program kemanusiaan.

Sampai saat ini PMI telah memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat melalui beberapa program dan pelayanan kemanusiaan. Berbagai aksi kemanusiaan ini perlu didukung dengan kemampuan organisasi dan SDM dalam melakukan upaya advokasi kepada stakeholder terkait yang sejalan dengan aksi yang dilakukan di masyarakat dan mendukung implementasi aksi kemanusiaan.

Baca juga: PMI dapat pengharaan BNPB atas kontribusi pendistrubusian logistik

Berbagai program kemanusiaan yang sudah dilakukannya selama ini tidak terlepas dari kesuksesan dalam diplomasi, komunikasi dan lobi berbagai unsur. Selain bertujuan meningkatkan kapasitas, pelatihan ini juga memberi kesempatan kepada peserta yang berasal dari berbagai daerah untuk mengembangkannya diplomasi kemanusiaan ini di daerahnya masing-masing.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Lokalatih "Humanitarian Diplomacy" Ade Hergalia menambahkan dalam kegiatan lokalatih ini diikuti sebanyak 24 peserta yang terdiri dari beberapa perwakilan PMI tingkat kota dan kabupaten yang mendapatkan intervensi program kesiapsiagaan bencana.

Baca juga: Relawan PMI NTB dilatih pengendalian epidemi

Kegiatan Ini mendapat dukungan dari International Federation of Red cross and Red Crescent Societies (IFRC) melalui program Partners for Resilience (PfR) dan diharapkan melalui pembelajaran ini dapat meningkatkan keterampilan kapasitas para peserta dalam proses lokalatih.

"Proses pembelajaran dilakukan dengan cara pemberian materi di kelas, brain storming, studi kasus dan praktek pembelajaran serta simulasi langsung ke empat sektor yaitu pemerintah, lembaga usaha, komunitas dan media," katanya.

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019