Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) yang bertugas di Nusa Tenggara Barat (NTB) mendapatkan pelatihan pengendalian epidemi agar mampu mengawasi timbulnya epidemi yang berpotensi menjadi kejadian luar biasa.

"Pelatihan ini diikuti oleh 24 relawan PMI dari satu kota yakni Mataram dan enam kabupaten meliputi Lombok Tengah, Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa Barat dan Sumbawa Besar," kata Koordinator Pelayanan Kesehatan PMI Pusat Mahfud melalui sambungan telepon, Jumat.

Baca juga: PMI bangun 20 tempat MCK di lokasi terdampak bencana gempa Lombok

Menurutnya, pelatihan pengendalian epidemi untuk relawan atau Epidemic Control for Volunteer (ECV) yang dilaksanakan 24 hingga 28 Oktober ini bertujuan agar relawan dapat melakukan pemetaan risiko atau ancaman penyakit yang berpotensi kejadian luar biasa (KLB) di wilayah masing-masing.

Setiap relawan dilatih terkait pengawasan epidemi berbasis masyarakat, sehingga tugasnya melaporkan gejala penyakit yang timbul di masyarakat kemudian, relawan melakukan surveilan mencatat gejala penyakit yang timbul selanjutnya dilaporkan ke petugas puskesmas maupun dinas kesehatan setempat.

Baca juga: PMI NTB bentuk relawan Sibat di desa terdampak bencana gempa

Selanjutnya setelah pencatatan dan hasilnya dilaporkan maka status medisnya yang menentukan adalah dinas terkait karena PMI tidak punya wewenang untuk menetapkan status tersebut sehingga, relawan yang bertugas hanya sebatas membantu melakukan pendataan awal saja.

Adapun tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan pemahaman tentang pengertian, siklus dan faktor risiko kejadian KLB serta relawan bisa berperan dalam melakukan pencegahan dan pengendalian KLB. Selain itu, relawan pun diharapkan bisa lebih terampil dalam mengenal, merangkai dan menggunakan perangkat pengendalian KLB.

"Pelatihan ECV di NTB merupakan yang pertama kali dilaksanakan tentunya, dengan diberikan pelatihan ini relawan bisa lebih mampu dalam menjalankan tugasnya di lapangan," tambahnya.

Baca juga: PMI NTB distribusikan ribuan solar lamp untuk masyarakat rentan

Mahfud mengatakan penyakit berpotensi epidemi dan pandemi merupakan ancaman serius untuk kesehatan masyarakat global dan individu khususnya warga NTB. Terlebih saat ini masyarakat NTB sedang dalam proses pemulihan pascagempa dan rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan. (KR-ADR)

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019