Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mencatat sepanjang Januari hingga September 2019 terjadi 627 kasus atau kejadian bencana alam yang tersebar di seluruh kecamatan.
"Dari hasil rekapitulasi tersebut triwulan pertama dan kedua yakni Januari-Maret serta April-Juni kejadian bencana didominasi longsor dan banjir, sementara triwulan ketiga Juli-September didominasi kebakaran dan kekeringan," kata Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, Jumat.
Adapun rincian kejadian bencana pada triwulan pertama sebanyak 215 kejadian yakni kebakaran 20 kejadian, longsor 118 kejadian, banjir 18 kejadian, angin kencang 32 kejadian, gempa bumi tujuh kejadian, pergerakan tanah 13 kejadian, kekeringan tujuh kasus dan lain-lain tujuh kasus,.
Baca juga: 30 kasus kebakaran terjadi di Kota Sukabumi sepanjang Januari hingga Oktober
Kemudian untuk triwulan kedua terdapat 119 kejadian dengan rincian kebakaran 29 kejadian, longsor 51 kejadian, banjir 10 kejadian, angin kencang tujuh kejadian, pergerakan tanah tiga kejadian, kekeringan tujuh kejadian dan lain-lain 12 kejadian.
Selanjutnya di triwulan ketiga terjadi 293 kejadian bencana untuk kebakaran sebanyak 51 kejadian, longsor tujuh kejadian, angin kencang satu kejadian, gempa bumi 179 kejadian, kekeringan 49 kejadian dan lain-lain enam kasus.
"Bencana terbesar terjadi di awal pergantian tahun yakni bencana tanah longsor yang terjadi di Kampung Cimapag, Desa Sinarresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang menyebabkan 32 orang meninggal dan satu hilang," tambahnya.
Baca juga: Kerugian bencana pada September di Sukabumi capai Rp3,2 miliar
Daeng mengatakan akibat bencana ini ribuan jiwa harus kehilangan tempat tinggal dan mengungsi, namun untuk warga yang kehilangan rumahnya sebagian sudah mendapatkan bantuan dan dibuatkan selter atau tempat penampungan seperti bencana pergerakan tanah di Kecamatan Nyalindung.
Selain itu, bantuan lain pun mulai dari peralatan mandi, MCK, makan dan tidur serta makanan siap saji langsung diberikan kepada warga yang menjadi korban bencana alam tersebut.
Di sisi lain, pada Oktober ini sudah mulai masuk musim pancaroba yang ditandakan dalam sepekan terakhir ini hampir seluruh kecamatan dilanda hujan dengan intensitas redah hingga tinggi.
Baca juga: 37 bencana terjadi di Sukabumi sepanjang September 2019
Tentunya, wilayah Kabupaten Sukabumi yang rawan longsor dan pergerakan tanah pihaknya meningkatkan pemantauan dan pengawasan dengan menerjunkan relawan penanggulangan bencana di setiap daerah.
Bahlan, dalam tiga hari terakhir terjadi beberapa kasus bencana tanah longsor dan pergeseran tanah. Tentunya ini yang harus diwaspadai semua pihak dan warga pun harus selalu mengantisipasi karena kejadian bencana bisa terjadi kapan saja.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Dari hasil rekapitulasi tersebut triwulan pertama dan kedua yakni Januari-Maret serta April-Juni kejadian bencana didominasi longsor dan banjir, sementara triwulan ketiga Juli-September didominasi kebakaran dan kekeringan," kata Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi, Jumat.
Adapun rincian kejadian bencana pada triwulan pertama sebanyak 215 kejadian yakni kebakaran 20 kejadian, longsor 118 kejadian, banjir 18 kejadian, angin kencang 32 kejadian, gempa bumi tujuh kejadian, pergerakan tanah 13 kejadian, kekeringan tujuh kasus dan lain-lain tujuh kasus,.
Baca juga: 30 kasus kebakaran terjadi di Kota Sukabumi sepanjang Januari hingga Oktober
Kemudian untuk triwulan kedua terdapat 119 kejadian dengan rincian kebakaran 29 kejadian, longsor 51 kejadian, banjir 10 kejadian, angin kencang tujuh kejadian, pergerakan tanah tiga kejadian, kekeringan tujuh kejadian dan lain-lain 12 kejadian.
Selanjutnya di triwulan ketiga terjadi 293 kejadian bencana untuk kebakaran sebanyak 51 kejadian, longsor tujuh kejadian, angin kencang satu kejadian, gempa bumi 179 kejadian, kekeringan 49 kejadian dan lain-lain enam kasus.
"Bencana terbesar terjadi di awal pergantian tahun yakni bencana tanah longsor yang terjadi di Kampung Cimapag, Desa Sinarresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang menyebabkan 32 orang meninggal dan satu hilang," tambahnya.
Baca juga: Kerugian bencana pada September di Sukabumi capai Rp3,2 miliar
Daeng mengatakan akibat bencana ini ribuan jiwa harus kehilangan tempat tinggal dan mengungsi, namun untuk warga yang kehilangan rumahnya sebagian sudah mendapatkan bantuan dan dibuatkan selter atau tempat penampungan seperti bencana pergerakan tanah di Kecamatan Nyalindung.
Selain itu, bantuan lain pun mulai dari peralatan mandi, MCK, makan dan tidur serta makanan siap saji langsung diberikan kepada warga yang menjadi korban bencana alam tersebut.
Di sisi lain, pada Oktober ini sudah mulai masuk musim pancaroba yang ditandakan dalam sepekan terakhir ini hampir seluruh kecamatan dilanda hujan dengan intensitas redah hingga tinggi.
Baca juga: 37 bencana terjadi di Sukabumi sepanjang September 2019
Tentunya, wilayah Kabupaten Sukabumi yang rawan longsor dan pergerakan tanah pihaknya meningkatkan pemantauan dan pengawasan dengan menerjunkan relawan penanggulangan bencana di setiap daerah.
Bahlan, dalam tiga hari terakhir terjadi beberapa kasus bencana tanah longsor dan pergeseran tanah. Tentunya ini yang harus diwaspadai semua pihak dan warga pun harus selalu mengantisipasi karena kejadian bencana bisa terjadi kapan saja.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019