Sebanyak 97 hakim penilai Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-38 tingkat Kota Bogor, Jawa Barat menjalani sertifikasi yang dilaksanakan oleh Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Provinsi Jawa Barat, di Hotel Onih, Kota Bogor, Senin.
Ketua Panitia MTQ ke-38 tingkat Kota Bogor, Ade Sarmili menyebutkan, sertifikasi itu sekaligus memberikan pembekalan dan pembinaan kepada para Dewan Hakim yang berasal dari enam kecamatan yang ada di Kota Bogor.
"Unsurnya dari masing-masing kecamatan, tugasnya melalukan penilaian untuk 38 cabang lomba di MTQ ke-38 Kota Bogor," ujar Ade Sarmili.
Baca juga: Bocah asal Kabupaten Bogor juara pertama MTQ Internasional di Qatar
Ia mengatakan, MTQ ke-38 ini akan dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut mulai Selasa (8/10) sampai hari Kamis (11/10) di Masjid Roosniah Al-Ahmad perumahan Bogor Nirwana Residence (BNR) Kota Bogor.
Menurutnya, MTQ tahun ini jauh lebih diminati oleh para peserta, mereka sudah lolos di tingkat kecamatan. Tercatat, ada 700 peserta yang resmi mendaftar. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari jumlah pesrta tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 600 orang.
"Pengumuman pemenangnya 11 Oktober 2019, kemudian akan maju ke MTQ tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2020. Tahun lalu kita peringkat ke-5 di tingkat provinsi, kemudian empat peserta masuk ke tingkat nasional," bebernya
Baca juga: Pelaksanaan MTQ wujudkan Depok kota religius
Sementara itu, Ketua Umum LPTQ Kota Bogor yang juga merupakan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan bahwa untuk menjadi dewan hakim MTQ bukan merupakan perkara mudah. Pasalnya, masing-masing dewan hakim perlu memiliki nilai-nilai kejujuran, keadilan dan berintegritas.
"Jadi, jangan karena bapak ibu datang dari masing-masing wilayah, lalu ada saudara atau kerabatnya yang ikut sebagai calon peserta. Kemudian karena kenal jadi langsung meloloskannya. Jangan sampai hal itu melunturkan nilai-nilai integritas yang sudah tertanam dalam diri kita (dewan hakim)," ujar Dedie.
Ia mengatakan, sertifikasi dewan hakim MTQ dilakukan bukan karena tidak percaya dengan kemampuannya, melainkan demi mnghasilkan kafilah yang berkualitas.
Baca juga: Qori Indonesia meraih juara pertama MTQ Internasional Iran
“Untuk sukses di MTQ Provinsi Jawa Barat dan Nasional ke depan, ada beberapa faktor yang perlu ditingkatkan, di antaranya keadilan, profesionalitas dan transparansi dewan hakim di MTQ tingkat Kota Bogor,” tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
Ketua Panitia MTQ ke-38 tingkat Kota Bogor, Ade Sarmili menyebutkan, sertifikasi itu sekaligus memberikan pembekalan dan pembinaan kepada para Dewan Hakim yang berasal dari enam kecamatan yang ada di Kota Bogor.
"Unsurnya dari masing-masing kecamatan, tugasnya melalukan penilaian untuk 38 cabang lomba di MTQ ke-38 Kota Bogor," ujar Ade Sarmili.
Baca juga: Bocah asal Kabupaten Bogor juara pertama MTQ Internasional di Qatar
Ia mengatakan, MTQ ke-38 ini akan dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut mulai Selasa (8/10) sampai hari Kamis (11/10) di Masjid Roosniah Al-Ahmad perumahan Bogor Nirwana Residence (BNR) Kota Bogor.
Menurutnya, MTQ tahun ini jauh lebih diminati oleh para peserta, mereka sudah lolos di tingkat kecamatan. Tercatat, ada 700 peserta yang resmi mendaftar. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari jumlah pesrta tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 600 orang.
"Pengumuman pemenangnya 11 Oktober 2019, kemudian akan maju ke MTQ tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2020. Tahun lalu kita peringkat ke-5 di tingkat provinsi, kemudian empat peserta masuk ke tingkat nasional," bebernya
Baca juga: Pelaksanaan MTQ wujudkan Depok kota religius
Sementara itu, Ketua Umum LPTQ Kota Bogor yang juga merupakan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan bahwa untuk menjadi dewan hakim MTQ bukan merupakan perkara mudah. Pasalnya, masing-masing dewan hakim perlu memiliki nilai-nilai kejujuran, keadilan dan berintegritas.
"Jadi, jangan karena bapak ibu datang dari masing-masing wilayah, lalu ada saudara atau kerabatnya yang ikut sebagai calon peserta. Kemudian karena kenal jadi langsung meloloskannya. Jangan sampai hal itu melunturkan nilai-nilai integritas yang sudah tertanam dalam diri kita (dewan hakim)," ujar Dedie.
Ia mengatakan, sertifikasi dewan hakim MTQ dilakukan bukan karena tidak percaya dengan kemampuannya, melainkan demi mnghasilkan kafilah yang berkualitas.
Baca juga: Qori Indonesia meraih juara pertama MTQ Internasional Iran
“Untuk sukses di MTQ Provinsi Jawa Barat dan Nasional ke depan, ada beberapa faktor yang perlu ditingkatkan, di antaranya keadilan, profesionalitas dan transparansi dewan hakim di MTQ tingkat Kota Bogor,” tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019