Bogor, 23/1 (ANTARA) - Sedikitnya 100 karung sampah terkumpul dalam aksi peduli lingkungan yang digelar Masyarakat Cinta Bogor (MCB) di sekitar Bendung Katulampa, Kota Bogor, Jawa Barat.

Aksi peduli lingkungan diikuti oleh sejumlah warga, anggota MCB, anggota DPRD dan budayawan Sunda, berlangsung Minggu pagi mulai dari pukul 08.30 WIB hingga 11.00 WIB.

Dalam waktu kurang lebih tiga jam, sampah yang terkumpul dalam aksi tersebut lebih dari 100 karung di mana masing-masing karung memiliki berat isi 50 kilogram.

"Tadi kita siapkan 100 karung, tapi kurang. Karena sampahnya cukup banyak. Ini sudah ditambah sekitar 50 karung lagi dari warga, dan satu bungkus plastik khusus sampah dari pihak Bendungan," kata Ketua MCB Bagus Karyanegara.

Ia menyebutkan, aksi peduli lingkungan digelar sejauh 1,5 kilometer dari pintu Bendung Katulampa. Sampah-sampah yang terkumpul terdiri dari sampah organik dan anorganik.

Sampah-sampah ini, lanjut Bagus, akan dikumpulkan dan dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah yang dibantu oleh Dinas Kebersihan setempat.

Menurut Ketua RT 04, Dwi Cahyo, sampah-sampah yang ada disekitar sungai selain berasal dari wilayah hulu, juga berasal dari lingkungan masyarakatnya.

Diakuinya bahwa warganya masih terbiasa membuang sampah ke sungai karena tidak memiliki tempat pembuangan sampah.

"Di sini belum ada tempat pembuangan sampah, warga membuang sampah dengan cara membakar dan membuang ke sungai," katanya.

Dwi menyebutkan, selama ini di wilayahnya belum terjangkau oleh mobil pengangkut sampah dari Dinas Kebersihan Kota Bogor.

Mobil operasional sampah hanya beroperasi hingga pemukiman perumahan yang berjarak sekitar 2 kilometer dari wilayanya.

"Mobil sampah cuma sampai perumahan saja. Di sini tidak terjangkau. Jadi warga dari RW 8 dan RW 10 membuang sampah ada yang ke sungai," katanya.

Dwi berharap dengan kegiatan yang dilakukan MCB dapat mencarikan solusi bagi pihaknya untuk mengatasi masalah sampah.

Pelaksana Harian Bendung Katulampa, Andi Sudirman, mengatakan, keberadaan sampah dapat menganggu stabilitas sungai dan menyebabkan banjir.

Sampah-sampah tersebut menyebabkan pendangkalan sungai dan penyumbatan di pintu air dan saluran irigasi.

"Sampah-sampah ini juga merusak permadangan sungai yang harusnya terlihat bersih tapi kotor karena sampah," katanya.

Andi menyebutkan, pihaknya secara rutin setiap dua kali sepekan menggelar bakti sosial bersih-bersih pinggiran sungan dan memungut sampah-sampah yang ada di sungai.

"Kalau tidak musim hujan, kegiatan bersih-berih bisa sebulan dua kali. Tapi kalau musim hujan, satu pekan bisa empat kali," katanya.

 
Laily R

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012