Ketua Dewan DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Ono Surono secara tegas menginstruksikan kepada jajarannya di tingkat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) agar saat penjaringan, bakal calon kepala daerah yang mendaftar harus terbebas dari paham radikal.
"Ada delapan daerah di Jabar yang akan melaksanakan Pilkada pada 2020 dan DPC PDIP di daerah tersebut sudah melakukan penjaringan. Maka dari itu saat penjaringan setiap bakal calon mendaftar harus benar-benar tidak terpapar paham radikalisme," katanya di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu.
Baca juga: Pilkada Sukabumi 2020, PDI Perjuangan siapkan calon terbaiknya
Menurutnya, calon yang disiapkan nantinya harus sesuai dengan kriteria PDI Perjuangan selain harus khatam Al-Quran juga harus khatam Pancasila. Sehingga berbicara tentang kenegaraan dan kebangsaan benar-benar harus clear seperti tidak terpapar radikalisme dan intoleransi.
Selain itu, bakal calon yang akan diusulkan DPC harus mempunyai populeritas dan elektabilitas yang tinggi. Semua itu syarat khusus bagi bakal calon yang mendaftar ke partai banteng besutan Megawati Sukarno Putri ini.
Maka dari itu, kedatangan dia ke Kabupaten Sukabumi, salah satu daerah yang akan melaksanakan Pilkada 2020, untuk memanaskan mesin partai dan memberikan pembekalan kepada kadernya daerah agar syarat khusus untuk bakal calon yang akan mewakilI PDI Perjuangan benar-benar terpenuhi.
Baca juga: Pilkada Sukabumi, PDI Perjuangan buka pendaftaran bakal calon kepala daerah
"Siapapun itu bakal calon yang ingin diusung oleh PDI Perjuangan harus seideologi memahami seluruh makna Pancasila, berjiwa NKRI harga mati dan terpenting tidak terpapar paham radikalisme dan intoteleransi," tambahnya.
Di sisi lain, Ono mengatakan Kabupaten Sukabumi merupakan titik kelima dari delapan titik daerah yang akan melaksanakan Pilkada yang didatangi dirinya untuk melakukan konsolidasi partai.
Langkah ini dilakukan untuk memanaskan mesin partai agar pada Pilkada 2020 bisa langsung lari untuk memenangkan pesta demokrasi lima tahunan ini. Strategi pun sudah disiapkan untuk memenangkan kursi kepala daerah.
Baca juga: Pilkada Serentak, Dewan Pers ingatkan media jangan memicu perpecahan
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Ada delapan daerah di Jabar yang akan melaksanakan Pilkada pada 2020 dan DPC PDIP di daerah tersebut sudah melakukan penjaringan. Maka dari itu saat penjaringan setiap bakal calon mendaftar harus benar-benar tidak terpapar paham radikalisme," katanya di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu.
Baca juga: Pilkada Sukabumi 2020, PDI Perjuangan siapkan calon terbaiknya
Menurutnya, calon yang disiapkan nantinya harus sesuai dengan kriteria PDI Perjuangan selain harus khatam Al-Quran juga harus khatam Pancasila. Sehingga berbicara tentang kenegaraan dan kebangsaan benar-benar harus clear seperti tidak terpapar radikalisme dan intoleransi.
Selain itu, bakal calon yang akan diusulkan DPC harus mempunyai populeritas dan elektabilitas yang tinggi. Semua itu syarat khusus bagi bakal calon yang mendaftar ke partai banteng besutan Megawati Sukarno Putri ini.
Maka dari itu, kedatangan dia ke Kabupaten Sukabumi, salah satu daerah yang akan melaksanakan Pilkada 2020, untuk memanaskan mesin partai dan memberikan pembekalan kepada kadernya daerah agar syarat khusus untuk bakal calon yang akan mewakilI PDI Perjuangan benar-benar terpenuhi.
Baca juga: Pilkada Sukabumi, PDI Perjuangan buka pendaftaran bakal calon kepala daerah
"Siapapun itu bakal calon yang ingin diusung oleh PDI Perjuangan harus seideologi memahami seluruh makna Pancasila, berjiwa NKRI harga mati dan terpenting tidak terpapar paham radikalisme dan intoteleransi," tambahnya.
Di sisi lain, Ono mengatakan Kabupaten Sukabumi merupakan titik kelima dari delapan titik daerah yang akan melaksanakan Pilkada yang didatangi dirinya untuk melakukan konsolidasi partai.
Langkah ini dilakukan untuk memanaskan mesin partai agar pada Pilkada 2020 bisa langsung lari untuk memenangkan pesta demokrasi lima tahunan ini. Strategi pun sudah disiapkan untuk memenangkan kursi kepala daerah.
Baca juga: Pilkada Serentak, Dewan Pers ingatkan media jangan memicu perpecahan
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019