Pejabat perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua menyesalkan aksi demo tolak rasisme yang berujung anarkisme di Kota Jayapura pada Kamis pekan kemarin.

"Demo tolak rasisme yang berakhir anarkis ini sangat disesalkan. Kami memperjuangkan penolakan terhadap rasisme tetapi tindakannya menjadi anarkisme, ini sangat disesalkan," kata Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua Frits Ramandey di Kota Jayapura, Senin.

Menurut dia, gerakan aksi demonstrasi seperti itu harus dihentikan karena cenderung anarkis dan bisa mendatangkan persoalan baru di Kota Jayapura.

"Iya, harus dihentikan. Karena saya kira, pertama kita mau fokus soal rasisme dan mereka yang menjadi penanggungjawab lapangan tidak ada pilihan lain harus dimintai keterangan," katanya.

Diketahui, Kantor Perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua terletak di Jalan Soasiu, Dok V Bawah yang menggunakan Gedung Wredatama, tepat bersebelahan tembok dengan Kantor LKBN ANTARA Biro Papua.

Pada aksi demo Kamis pekan kemarin, kedua kantor tersebut terkena imbas. Jendela kaca kedua kantor tersebut tak luput dari aksi anarkisme oknum massa pendemo.

"Selain jendela kaca hancur dilempar, kami perangkat kerja kami juga dijarah, laptop dan komputer raib, kami taksir sekitar Rp100 juta hingga Rp150 juta kerugian yang dialami akibat dari aksi yang tidak terpuji itu," kata Frits dengan nada kecewa.

Sementara itu, di sebelah gedung Wredatama, Kantor Perum Pegadaian Dok V Bawah juga tak luput dari aksi pelemparan dan penjarahan dari oknum massa pendemo yang beringas, bahkan mesin ATM Bank Mandiri yang terletak di depan kantor tersebut hancur dan diduga uang didalamnya raib.

Pewarta: Alfian Rumagit

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019