Bogor (Antaranews Bogor) - Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota Bogor mencatat jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Bogor dari periode 2001-2013 mencapai 2.015 orang dimana 80 persen penderita adalah usia produktif.

"Jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Bogor mencapai angka 2.015, dimana 1.388 diantaranya adalah penderita usia produktif yakni 25 hingga 49 tahun," kata Ketua KAPD Kota Bogor Ade Sarip Hidayat, dalam jumlah wartawan menjelang Hari AIDS Sedunia (HAS) 2013 di Kota Bogor, Jumat.

Ade menuturkan, tingginya jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Bogor terlebih dikalangan usia produktif menjadi perhatian serius pemerintah daerah yang terus berupaya melakukan sosialisasi dan penjaringan dalam mencegah berkembangnya Humas immunodeficiency virus (HIV) tersebut.

Angka yang diperoleh oleh KPAD dari 2.015 penderita HIV terdiri dari 1.418 penderita laki-laki dan sisanya perempuan.

Dari 2.015 jumlah penderita, sebanyak 976 orang diantaranya dinyatakan positif AIDS. Dan selama kurun waktu 2001 tercatat sebanyak 79 penderita AIDS telah meninggal dunia.

"Penularan HIV/AIDS ini melalui berbagai cara, namun dari catatan yang ada sebanyak 1.175 penderita terjangkit virus melalui jarum suntik," ujar Ade.

Ade menyebutkan, penularan HIV/AIDS melalui narkotika yakni jarum suntik menjadi paling banyak terjadi dibanding penyebab lainnya seperti hubungan sek bebas dan penularan antara suami ke istri maupun transfusi darah.

Hal ini diartikan penyalahgunaan narkotika khususnya dikalangan generasi muda juga perlu menjadi perhatian serius, karena lebih dari 50 persen pasien terjangkit HIV/AIDS dari jarum suntik.

Tingginya jumlah penderita HIV/AIDS ini juga menjadi persoalan dengan masih adanya stigma di masyarakat terhadap penderita HIV/AIDS.

Menurut Ade, masyarakat masih memiliki ketakutan yang besar terhadap penderita HIV/AIDS karena minimnya pengetahuan masyarakat terhadap pola penularan penyakit mematikan tersebut.

"Hingga saat ini kita masih menjumpai keluarga yang menyembunyikan anggota keluarganya yang terjangkit HIV dan penerita menolak untuk mengikuti terapis ARV karena adanya stigma tersebut," ujar Ade.

Ade mengatakan, perlu perhatian semua pihak dari berbagai kelangan elemen untuk bersama-sama mendukung pemerintah menekan penyebaran virus tersebut di Kota Bogor.

Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam mensosialisasikan bahaya HIV/AIDS. Melalui upaya tersebut diharapkan dapat menekan angka penyebaran di Kota Bogor.

Pewarta: Oleh Laily Rahmawati

Editor : Teguh Handoko


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013