Bogor (Antara) - Wali Kota Bogor terpilih Bima Arya meminta aparat kepolisian setempat untuk mengungkap kasus meninggalnya Wirya Wiguna salah seorang direksi PDAM Tirta Pakuan.

"Saya sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian, dalam hal ini kepolisian meminta dukungan moril dalam penanganan kasus ini. Dengan ini saya menyatakan dukungan agar kasus meninggalnya Wirya Wiguna bisa diungkap," kata Arya Bima dalam acara mengenang Wirya Wiguna yang digelar oleh Tim Independen Pencari Fakta Wirya Wiguna, di Kota Bogor, Minggu.

Bima menyebutkan aparat Polres Bogor Kota harus profesional sebagai mana mestinya dalam menjalankan tugas, terutama kasus dalam kasus tersebut.

Ia menuturkan dirinya mengenal sosok Wirya Wiguna sebagai pemberani mengungkap ketidakadilan di direksi PDAM Tirta Pakuan.

Menurut Bima, Wirya adalah sosok pahlawan keadilan di Kota Bogor. Yang sebelum meninggalnya berani dan jujur mengungkap ada pratek ketidakadilan dalam pemilihan Direktur Umum.

Bima menyebutkan, pertemuan terakhir dengan Wirya Wiguna pada 17 Oktober lalu. Dimana Wirya curhat kepada Bima tentang apa yang terjadi di lingkungan tempat ia bekerja.

Sebagai Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan PDAM Tirta Pakuan, telah melaporkan adanya unsur nepotisme dalam penunjukan direktur umum yang kini dijabat oleh UK yang kini telah menjadi Plt direktur umum diperusahaan milik Pemerintah Kota Bogor.

Laporan tersebut saat ini telah diproses di Polda Jawa Barat. Dalam kasus ini juga menyasar Wali Kota Bogor Diani Budiarto sebagai pimpinan yang memiliki hak prerogatif dalam menunjuk dan memilih pimpinan BUMD tersebut.

Diduga kecelakaan yang dialami Wirya pada 2 November lalu ada unsur kesengajaan karena ia merupakan saksi kunci dari kasus nepotisme yang ada di tubuh PDAM Tirta Pakuan terkait.

"Saat itu Wirya mengatakan ada pihak yang memintanya untuk mencabut laporan dengan iming-iming jabatan dan posisi," kata Bima.

Bima mengungkapkan dalam pertemuan terakhir dengan Wirya. Ia dan Wirya bersepakat bahwa kebenaran dan keadilan harus ditenggakkan. Hingga akhirnya almarhum mempertahankan perjuangannya tidak mundur hingga kecelakaan menimpanya.

Kecelakaan Wirya bukan kecelakaan biasa, terindikasi ada unsur penganiayaan, dikarenakan almarhum merupakan pelapor dan saksi kunci atas kasus dugaan pemalsuan dokumen di internal direksi PDAM pada 2012 lalu.

Kasus ini telah dilaporkan oleh LBH Keadilan Bogor ke Polda Jabar dan saat ini tengah ditelusuri dengan memeriksa sejumlah saksi-saksi.

Kecelakaan yang dialami Wirya menyebabkan dirinya koma dan menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Pondok Indah pada Selasa (19/11) lalu.

Untuk mengungkap kecelakaan yang berujung pada meninggalnya Wirya, sejumlah pihak yang berasal dari unsur masyarakat serta LBH membentuk tim pencari fakta.

Tim pencari fakta terus mendesak Kapolres Bogor Kota untuk mengungkap kasus kecelakaan yang hingga menyebabkan saksi kunci dan pelapor kasus dugaan pemalsuan dokumen direksi PDAM yang juga menyeret nama Wali Kota Bogor sebagai rekruitmen.

"Perjuangan Wirya Wiguna harus diteruskan, kedepan Pemkot Bogor akan memulai pimpinan baru. Tidak ada tempat untuk aparat yang tidak profesional, tidak ada tempat untuk intimidasi," kata Bima.

Bima menambahkan, warga Kota Bogor siap memberikan bantuan moril kepada Polres Bogor untuk mengungkap kasus meninggalnya Wirya Wiguna.

Hal senada juga disampaikan Wakil Wali Kota terpiliah Usmar Hariman yang meminta kasus tersebut tidak ditutup dan harus diungkap dengan memeriksa sejumlah saksi lainnya.

"Jangan ditutup kasus ini, ini harus tetap berjalan untuk mengungkap kebenarannya. Periksa lebih banyak saksi lagi, untuk mengungkapnya," ujarnya.

Meninggalnya Wirya Wiguna menjadi perhatian serius sebagian masyarakat Kota Bogor. Kinerja PDAM Tirta Pakuan di bawah kepemimpinan direksi baru dipertanyakan, selain terkena kasus dugaan ketidaklengkapan dokumen saat proses seleksi juga kualitas pelayanan yang terus menurun.

Pewarta: Oleh Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013