Bogor (Antara) - Siswa SMPN I Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Aldi Suryawijaya (15) ditemukan dalam kondisi kritis di pinggir jalan dekat sekolahnya setelah menjadi korban pembacokan oleh orang tidak dikenal, Senin.

Informasi yang dihimpun di lapangan, Aldi ditemukan teman-teman sekolahnya tergeletak di pinggir jalan di Tanjakan Tumas, Kampung Cibeduk Mayar Desa Nagrak, Kecamatan Sukaraja, sepulang sekolah sekitar pukul 12.30 WIB.

Bocah laki-laki tersebut mengalami luka menganga di bagian kepala sebelah kanan yang cukup besar hingga mengeluarkan banyak darah.

Saat dibawa ke Puskesmas terdekat, pihak pusat kesehatan masyarakat tersebut tidak mampu menangani korban, hingga akhirnya ia dibawa ke UGD RS PMI untuk penanganan intensif.

Menurut laporan teman-teman korban kepada para guru, korban mengalami kecelakaan hingga kepalanya terbentur pohon dan terluka, namun menurut pengakuan ibu korban, motor yang dikendarai anaknya tidak mengalami rusak parah, tapi topi warna coklat yang digunakan korban terdapat luka sobek seperti terkena sabetan senjata tajam.

"Kami masih belum tahu pasti penyebab murid kami terluka, dari laporan teman-teman dia mengalami kecelakaan, tapi dari laporan di lapangan katanya korban terluka akibat tawuran," ujar Junaidi, Wakil Kepala Sekolah SMPN 1 Sukaraja.

Junaidi menyebutkan dari keterangan pihak rumah sakit, korban mengalami luka sabetan oleh benda tajam seperti golok. Karena bagian kepala korban sobek cukup lebar dan besar sehingga harus dijahit sebanyak 23 jahitan.

Peristiwa penyerangan terhadap korban sedikit terungkap setelah korban siuman usai mendapatkan penanganan medis selama satu jam lebih. Dengan kondisi masih lemah korban menyebutkan bahwa dirinya diserang sekelompok orang yang tidak dikenal.

"Ada yang nenyerang dari belakang, saya tidak lihat orangnya. Mereka bacok kepala saya dari belakang dengan samurai," ujar Aldi dalam kondisi masih lemah di ruang IGD RS PMI Bogor.

Junaidi mengatakan selama ini sekolahnya tidak pernah terlibat aksi tawuran. Walaupun ada yang terlibat, sekolah menerapkan sanksi tegas kepada anak-anak yang terlibat.

Sanksi tegas dari pihak sekolah terutama dari salah satu guru benama Herman yang juga guru pertama yang mengetahui Aldi menjadi korban penyerangan membuat siswa menutupi penyerangan yang terjadi terhadap korban.

"Karena saya memang tegas, anak-anak yang kedapatan berkumpul-kumpul, atau terlibat tawuran kita beri sanksi tegas. Tidak langsung dikeluarkan, tapi sanksi yang bisa bikin jera," ujar Herman.

Sementara itu, Siti Sariah (38) ibu korban mengaku pasrah dengan apa yang terjadi dengan anak sulungnya. Namun, ia yakini bahwa anaknya bukan anak nakal yang terlibat tawuran.

Hal serupa dibenarkan Junaidi, Wakil Kepala Sekolah. Korban dalah siswa kelas IX H SMPN 1 Sukaraja, dikenal baik dan tidak terlibat dalam kenakalan remaja.

"Tapi kita juga belum tahu, apakah si anak punya musuh di luar atau bagaimana. Tapi sejauh ini, sekolah tidak pernah terlibat tawuran dalam jangka waktu cukup lama," ujarnya.

Atas peristiwa tersebut, pihaknya berencana melaporkan peristiwa tersebut kepada aparat kepolisian setempat yakni Polsek Sukaraja, untuk ditindaklanjuti.

Sementara itu, di tempat terpisah, Kepala Unit Reskirm Polsek Sukaraja AKP Sarjiman menyebutkan pihaknya belum menerima adanya laporan kejadian tawuran pelajar di wilayahnya.

"Hingga saat ini kami belum menerima adanya laporan masuk terkait tawuran. Informasi adanya penyerangan terhadap salah seorang pelajar ini baru kami dengar," katanya.

Menurut dia, aksi tawuran kebanyakan sering terjadi di wilayah perbatasan antara Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor dengan Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor.

Pewarta: Oleh Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013