Ratusan emak-emak se-Jabodetabek, yang merupakan gabungan dari para pendukung capres 01 dan 02 pada pilpres yang lalu mereka sepakat menyatakan dukungannya terhadap Persatuan Indonesia.

"Saya berharap antara 01 dan 02, bisa bersama-sama lagi," kata Warga Cikini, Jakarta Pusat Niar (59), yang merupakan pendukung pasangan capres 02 pada pilpres lalu, di Jakarta, Minggu. 

Menurutnya, selama ini situasi politik dipenuhi permusuhan dan kerusuhan. Meski di lingkungan tempat tinggalnya warga antar-pendukung hidup dalam kerukunan, namun ia melihat situasi politik selama pilpres ini dipenuhi dengan permusuhan dan kerusuhan, yang puncaknya terjadi pada bentrokan di depan Bawaslu akhir Mei lalu. 

Karena itu pula, mewakili emak-emak, ia berharap  ke depan Indonesia makmur dan damai. Kesadaran untuk berdamai antar-kelompok pendukung yang hadir semakin dalam manakala para da'i menyampaikan ceramah (tausiah) akan pentingnya persatuan dalam Islam.

Para emak-emak sebelumnya juga mengikuti acara pengajian yang dilanjutkan dengan deklarasi di Gedung Joeang 45 Jalan Menteng Raya Jakarta Pusat, Jumat sore, 5 Juli 2019.  

Dalam kegiatan pengajian tersebut para emak-emak mendengarkan ceramah (tausiah) mengenai pentingnya persatuan dan juga pentingnya menghindari ujaran kebencian. 

Saat menyampaikan deklarasi, para emak-emak tidak lagi bersikeras untuk kemenangan pasangan capres/wapres yang mereka dukung selama ini. Emak-emak nampak berbaur dengan suasana akrab. 

"Kami Emak-emak pendukung Jokowi-Amin & Prabowo-Sandi mendukung rekonsiliasi demi Persatuan Indonesia", demikian kalimat yang tertera pada spanduk yang mereka bentangkan saat deklarasi. 

Direktur Student Peace Institut Doddy Abdallah mengatakan, pilpres sudah selesai, namun polarisasi masyarakat masih sangat keras yang berpotensi ada masalah.

"Kami memberikan ceramah kepada emak-emak bagaimana mereka jika pulang ke rumah nantinya memberikan pencerahan kepada anak, suami, dan juga tetangga sekitaran bahwa Islam mengajarkan perdamaian," katanya.

Doddy mengatakan pua bahwa Pilpres ataupun tidak pilpres haram untuk mencaci maki dan provokasi. "Setelah selesai Pilpres sudah tak ada lagi 01 atau 02. Mari kita dorong sila ketiga yaitu persatuan Indonesia," ujarya.

Seperti yang disampaikan oleh salah satu pengurus Ma'arif Institute, Muhammad Sofyan beberapa waktu lalu yang mengingatkan umat Islam untuk bersatu kembali setelah pada saat pilpres sempat terpecah. 

Karena itulah uquwah-uquwah yang ada dalam Islam harus dihidupkan kembali. Hoax yang marak tersebar kemarin, dan agama yang sudah ditarik ke ranah politik berhasil memecah umat Islam. Dan sekarang sudah saatnya kita kembali pada ukhuwah Islamiyah (persaudaraan antar sesama umat Islam). 

Uquwah Watoniah, salah satu prinsipnya adalah kita menerima keberagaman untuk bersatu dengan azas tunggal kebangsaan, Pancasila. 

Ini menjadi tugas negara, bersama NU dan Muhammadyah untuk mengajarkan/sosialisasi Pancasila kepada masyarakat luas.

"Uquwah Basyariah (persaudaraan sesama manusia), manusia sebagai satu keturunan yang sama, yakni Adam dan Hawa. Pasca pilpres kemarin yang membuat kita terpecah harus kembali merekatkan ukuwah Islamiah," ujarnya.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019