Masyarakat Kota Bekasi, Jawa Barat mempertanyakan keseriusan pemerintah DKI Jakarta dalam mengoperasionalkan truk sampahnya menuju Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang sebab selain mencemarkan lingkungan, tetesan air licit (sampah) dari truk sampah juga membahayakan pengendara motor karena kondisi jalan menjadi licin.

"Apalagi saat gerimis atau hujan, kondisi jalan bisa semakin licin bila terkena tetesan air sampah," kata Agung Fahrudin (33) pengendara motor Honda Beat B 3146 KZW pada Selasa (02/07).

Agung mengatakan tetesan air licit paling sering terjadi di Jalan Sudirman, Jalan Ahmad Yani, dan Jalan Raya Narogong hingga TPST Bantargebang. Tidak hanya di pagi hari, tetesan air licit dari truk tersebut juga terjadi pada sore dan malam hari.

"Sebagai warga Kota Bekasi tentu saya minta agar sistem pengangkutannya dibenahi, karena masyarakat Bekasi merasa dirugikan," kata warga Kranji, Bekasi Barat itu.

Baca juga: Bekasi layangkan surat ke DKI terkait tetesan air licit di jalan

Agung juga merasa heran, keluhan warga Kota Bekasi mengenai tetesan air licit ini juga sering disampaikan ke DKI. Cara penyampaiannya juga dilakukan secara resmi lewat Pemerintah Kota Bekasi maupun DPRD Kota Bekasi.

"Saya kira sudah beberapa kali ini disampaikan Pemkot Bekasi dan dewan, harusnya DKI memperhatikan keluhan warga ini," katanya lagi.

Pantauan Antara, truk sampah DKI dengan tahun angggaran pembelian 2015 melintas di Jalan Sudirman, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi pada Selasa (02/07). Truk tersebut meneteskan air licit cukup banyak hingga membuat jalan protokol di wilayah setempat menjadi bau.(KR-PRA).

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019