Bogor (Antara) - Kantor Imigrasi Kelas II Bogor mengklaim jumlah imigran yang ditempatkan di Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat terus berkurang seiring pengiriman imigran kenegara ketiga.

"Hingga Oktober ini jumlah imigran yang ditempatkan di Puncak tercatat sebanyak 72 orang ini terdiri dari 38 imigran yang ditampung oleh International Organization for Migration (IOM) dan 34 orang oleh Jesuit Refugee Service (JRS)," kata Staf Pengawas, Bidang Pengawasan, Sub Bidang Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, Kantor Imigrasi Bogor Rojak, di Bogor, Selasa.

Rojak menyebutkan, jumlah imigran pencari suaka yang ditempatkan di Puncak terus mengalami penurunan bila di banding tahun 2012 yang jumlahnya mencapai hingga 500 orang.

Seiring dengan adanya pengiriman imigran kenegara ketiga, jumlah imigran yang ditempatkan di Puncak mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

Menurut Rojak, keberadaan imigran di kawasan Puncak memang menimbulkan pro dan kontrak di masyarakat. Hal ini dikarenakan perilaku para imigran yang tidak menyesuaikan diri dengan warga setempat.

"Ini menjadi pengawasan Imigrasi, agar keberadaan imigran ini tidak mengganggu keamanan dan ketertiban di masyarakat," ujar Rojak.

Rojak menjelaskan, bawah imigran yang ditempatkan di Puncak merupakan imigran yang mendapat fasilitas dari UNHCR melalui organisasi kemanusiaan yang mengurusi pengungsi yakni IOM dan JRS.

Para imigan difasilitasi tempat tinggal dan juga dibayai kebutuhan hidup sehari-hari oleh IOM dan JRS di tempat yang telah disediakan oleh ke dua organisasi tersebut.

"Mereka yang ditempatkan di Bogor ini khusus untuk wanita, anak-anak, suami istri dan lansia," kata Rojak.

Rojak menambahkan, sejauh ini pengawasan terhadap imigran di kawasan Puncak berlangsung secara rutin. Mereka yang ditempatkan di Puncak memiliki dokumen dari UNHCR sebagai pencari suaka.

Terkait adanya empat imigran yang melarikan diri dan tertangkap di Tanjung Pinang, menurut Rojak hal tersebut mungkin saja terjadi. Karena imigrasi hanya memiliki data imigran yang difasilitasi oleh UNHCR.

"Sementara para imigran ini, ada yang sudah melaporkan ke UNHCR ada juga yang berangkat secara mandiri, sehingga mereka tidak terdata disini," ujarnya.

Dan menurut Rojak, jumlah imigran yang berangkat secara mandiri bisa saja lebih banyak dibanding yang sudah difasilitasi UNHCR untuk ditempatkan di Puncak.

Semantara itu Kepala seksi Pengawasan Sub Bidang Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, Muhammad Deny Ridwan menyebutkan, Kantor Imigrasi Bogor tidak memiliki rumah detensi, sehingga tidak ada imigran yang ditampung di imigrasi.

"Kami hanya memiliki ruangan detensi dengan kapasitas cukup untuk tiga orang. Kalaupun ada yang ditempatkan di Puncak, itu merupakan imigran yang ditempatkan oleh UNHCR melalui organisasi kemanusiaan bidang imigran yang menempatkan para imigran khusus wanita, lansia dan anak di wilayah Puncak," ujarnya.

Pewarta: Oleh Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013